Mohon tunggu...
Teguh Wahyudi
Teguh Wahyudi Mohon Tunggu... Relawan - Guru Produktif SMK, (Pensiunan PNS) Relawan Sosial Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Pensiunan Guru Produktif SMK, Relawan Sosial Kemanusiaan Palang Merah Indonesia kabupaten Bekasi , berkerja dengan Prinip: PERIKEMANUSIAAN, KESAMAAN, KENETRALAN, KEMANDIRIAN, KESATUAN, KESUKARELAAN, dan KESEMESTAAN...Siamo Tutti Fratelli

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TK Putra Pertiwi:Penanaman Karakter Peduli melalui Keteladanan

2 Maret 2024   21:16 Diperbarui: 2 Maret 2024   21:20 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 gambar: Dokumen TK Putra Pertiwi

Permendikbud Ristek RI  Nomor 7 Tahun 2022 Tentang standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah,  Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Satuan atau program PAUD adalah layanan PAUD yang dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan dalam bentuk Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS).

 salah satu materi pelajarannya adalah mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengenal ajaran pokok agama, dan menunjukkan sikap menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa melalui  partisipasi aktif dalam merawat diri dan lingkungannya. Berdasarkan materi PAUD,  dilaksanakan program penanaman karakter TK Putra Pertiwi melalui keteladanan orang tua.

gambar: Dokumen TK Putra Pertiwi
gambar: Dokumen TK Putra Pertiwi

Tri Sentra Pendidikan, dalam pendidikan karakter adalah,  pendidikan  pada  diri siswa terjadi pada: (1)  Alam Keluarga, Pendidikan  karakter yang pertama dan utama adalah berlangsung di lingkungan keluarga, orang tua mengajarkan anak sejak lahir, melalui  pembiasaan-pembiasaan dan teladan -teladan yang  berdasarkan norma-norma, baik norma agama dan norma yang berlaku pada masyarakat itu sendiri. (2) lingkungan sekolah, dalam melaksanakan pendidikan karakter di sekolah melalui pendidikan karakter berbasis sekolah, yaitu sekolah menciptakan lingkungan yang menunjang pembentukan karakter  misalnya budaya disiplin,  tertib, budaya jujur, budaya tepat waktu, tidak membuang sampah sembarangan dan menciptakan budaya spiritual. Pendidikan karakter berbasis kelas, guru saat melaksanakan pembelajaran di awali dengan guru datang lebih awal, menegakkan budaya tertib, tepat waktu, disiplin, dan pembelajaran di awali dengan berdoa, pembelajaran selalu menjunjung prinsip-prinsip kejujuran, guru sebagai figur keteladanan.  (3) lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat dimana siswa berada turut menentukan atau mempengaruhi perkembangan karakter siswa, lebih-lebih dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dengan  beragam sosial media  baik seg positif maupun negatif turut mempengaruhi pembentukan karakter siswa. Berdasarkan uraian diatas TK Putra pertiwi mencoba mensinergikan  pendidikan karakter diRumah dan disekolah.

gambar: Dokumen TK Putra Pertiwi
gambar: Dokumen TK Putra Pertiwi

Pada tanggal 2 Maret 2024 TK Putra Pertiwi Telaga Murni Kabupaten Bekasi mengadakan kegiatan Bazar untuk kaum Duafa di lingkungan Desa Telaga Murni, dalam bentuk bazar gratis yang melibatkan wali murid  dan alumni. Sebagai panitia Ketua  adalah Mama Hose, Sekretaris Mama Jamora, Bendahara mama Aska dan mama Salma. Kegiatan merupakan salah satu program TK Putra Pertiwi. Tujuan kegiatan ini untuk mendidik siswa agar berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan. Kegiatan ini di awali setiap siswa  pada setiap harinya  mengumpulkan kue, uang, dan baju layak pakai selama 3 pekan. Selain itu tujuan kegiatan ini menjalin silaturahmi antar wali murid agar terjadi hubungan yang erat dan saling gotong royong. Semua barang-barang  dibentuk dalam kegiatan "bazar gratis", Saat pelaksanaan Bazar, disaksikan oleh para siswa dan para orang tua siswa serta guru-guru. Dengan kegiatan ini diharapkan tumbuh karakter peduli siswa, sebagai dasar pembentukan karakter saat dewasa kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun