Mohon tunggu...
TeguhSumartono
TeguhSumartono Mohon Tunggu... staff transaksi energi di PLN Rayon wates -

unit kerja di PLN Rayon Wates Area Yogyakarta Jateng DIY NIP 9009019K

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Aku & PLN Ibarat Petualangan dalam Dinamika Hidup

9 Oktober 2016   21:24 Diperbarui: 26 Oktober 2016   04:49 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Aktivitas pembuatan jaringan listrik

Mengutip sebuah kalimat dari Steve Jobs, “the only way to do great work is to love what you do.” Bagi saya, pekerjaan bukan sekedar sarana mencari rezeki ataupun rutinitas sehari-hari. Tetapi lebih dari itu, pekerjaan merupakan passion, tanggung jawab terhadap perusahaan, serta dedikasi kepada masyarakat untuk selalu memberikan pelayanan terbaik. Saya mulai mengawali karier di Perusahaan Listrik Negara (PLN) sejak tahun 2008, hingga saat ini masa kerja saya sudah delapan tahun. Pada awalnya, pekerjaan ini adalah pilihan alternatif saya. Namun dalam perjalanannya, Tuhan mempunyai skenario-Nya sendiri untuk menempatkan saya menjadi bagian dari nama besar perusahaan ini.

Delapan tahun tentu bukan perjalanan yang singkat untuk sebuah karier dan pembelajaran hidup. Kerja keras sudah tertanam sejak awal saya mengikuti seleksi penerimaan pegawai PLN untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Untuk bisa menjadi bagian dari perusahaan ini, saya harus berkompetisi dengan ribuan orang pelamar dari seluruh Indonesia. Saya meyakini bahwa ikhtiar dan do’a adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan, karena dalam ikhtiar dan do’a terdapat kesepakatan antara kita dan Tuhan, tentang penerimaan kita sebagai manusia terhadap ketentuan-Nya.

Ikhtiar dan do’a itu berbuah manis. Setelah melalui serangkaian seleksi, akhirnya saya diterima menjadi salah satu pegawai PLN, tepatnya di Kantor PLN area Wates DIY. Rasa syukur ini tidak hanya menjadi milik saya, namun juga keluarga saya. Sesudahnya adalah bagaimana saya mengerjakan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab. Sedikit demi sedikit saya mulai beradaptasi dengan lingkungan kerja saya, baik intern perusahaan maupun ekstern perusahaan. Di intern perusahaan, saya beradaptasi dengan jam kerja yang padat dan mobilitas tinggi. Saya juga harus berusaha menyesuaikan diri dengan ritme kerja rekan-rekan di perusahaan. Kami bekerja tidak hanya sebagai individu, melainkan juga bersama tim. Karena itulah penting untuk benar-benar memahami lingkungan kerja dan tata nilai PT PLN, yaitu mutual trust, integrity, care, dan continuous learning.

Mutual trust berarti kami sebagai pegawai harus belajar saling menghargai, beri’tikad baik, dan transparan baik sesama atasan, rekan kerja, maupun terhadap bawahan. Integrity berarti kami harus belajar untuk jujur dan menjaga komitmen, taat dan bertanggung jawab, serta memberikan keteladanan bagi lingkungan. Care berarti kami berusaha untuk proaktif dan saling membantu apabila ada pegawai yang mengalami kesulitan, memberikan layanan yang terbaik, serta dapat menjaga citra perusahaan di mata masyarakat. 

Dan continuous learning berarti kami sebagai pegawai harus aktif belajar dan beradaptasi seperti mengikuti diklat dan mengimplementasikannya dalam kinerja, berbagi pengalaman dan pengetahuan sesama pegawai, serta selalu melihat peluang untuk berinovasi. Tata nilai ini tentu saja tidak mudah untuk dilaksanakan namun bukan tidak mungkin untuk terus dipelajari dan dilatih terus menerus. Sebagai bagian dari perusahaan ini, saya berusaha semaksimal mungkin untuk mengaplikasikannya.

Di ekstern perusahaan, saya beradaptasi dengan masyarakat sebagai konsumen listrik. Interaksi dengan berbagai macam konsumen membuat saya lebih memahami tentang tentang bermacam-macam karakteristik orang. Beda wilayah, maka beda pula karakteristiknya. Hal ini mengajarkan saya untuk bagaimana memberikan treatment yang tepat pada konsumen yang berbeda-beda tersebut. Terjun di lapangan mengkondisikan saya untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat. Sebagai pelayan masyarakat, kita akan merasa sangat senang dan dibutuhkan manakala kita disambut konsumen dengan baik dan santun. Namun kita tidak bisa berharap kondisi akan selalu baik-baik saja seperti itu. Banyak kejadian di lapangan yang ternyata di luar ekspektasi saya.

Tipe konsumen yang baik dan santun seringkali saya temui di daerah pedesaan. Mereka sangat antusias dengan kedatangan saya dan rekan-rekan untuk keperluan pemasangan listrik. Sebagian dari mereka tidak sungkan untuk menanyakan hal-hal yang tidak mereka ketahui tentang kelistrikan, pun menyampaikan keluhan-keluhan yang dialami dengan bahasa yang santun. Sebagai respon, saya juga antusias menyampaikan berbagai informasi yang mereka butuhkan dengan penjelasan terbaik.

Sebaliknya, saya juga seringkali bertatap langsung dengan konsumen yang tidak menghargai orang lain. Mereka melontarkan keluhan dengan arogan dan cenderung menyalahkan kinerja PLN. Tidak dapat dipungkiri, dalam pelayanan listrik kepada masyarakat, PLN seringkali mengalami kendala teknis yang disebabkan oleh berbagai factor eksternal maupun internal. Dalam merespon kesalahan teknis ini, tidak semua orang dapat menyikapinya dengan bijak. Dalam menghadapi tipe konsumen yang seperti ini, saya harus berbesar hati. Adalah wajar jika saya marah karena setiap orang mempunyai hak dasar untuk dihargai. Namun saya harus tetap berkepala dingin dan menjalankan tugas seprofesional mungkin.

Ada juga tipe konsumen yang apatis . Mereka tidak peduli dengan kedatangan petugas PLN di lingkungannya. Ada atau tidaknya pelayanan listrik, bagi mereka itu tidak menjadi masalah. Kedatangan saya dan rekan-rekan saya tidak disambut dengan baik. Dalam situasi inilah kemampuan persuasi saya diuji. Saya perlahan mengawali perbincangan dengan mencari topik yang dekat dengan kehidupan mereka sampai kemudian saya selingi dengan informasi-informasi seputar kelistrikan. Pun tidak semuanya bisa dipersuasi, lagi-lagi saya harus tetap menunjukkan sikap profesional. Bertemu dengan banyak jenis orang ini membuat saya belajar tentang pola-pola interaksi antar individu.

Selain masalah konsumen, ada masalah sulit yang sering dihadapi oleh saya dan rekan-rekan saya di PLN, yaitu bencana alam. Bencana alam dalam skala kecil maupun besar menyisakan kerusakan berbagai macam infrastruktur, termasuk infrastruktur listrik. Kerusakan ini harus ditangani sesegera mungkin dengan kondisi medan lapangan yang sangat sulit. Pengalaman saya bekerja dalam kondisi bencana adalah ketika terjadi letusan gunung merapi di DIY pada tahun 2010 dan angin puting beliung di setiap tahun nya. Bencana erupsi merapi pada tahun tersebut cukup dahsyat. Bencana tersebut menimbulkan kerusakan yang parah pada infrastruktur listrik. Saya bersama rekan-rekan harus dengan sigap memperbaiki infrastruktur tersebut demi membantu masyarakat merapi agar segera mendapatkan penerangan. Adrenalin kami cukup teruji ketika menaklukkan medan yang diwarnai hujan abu vulkanik dan sisa-sisa erupsi lainnya. Kondisi ini selain menjadi tantangan juga memicu jiwa-jiwa heroik kami untuk bekerja semaksimal mungkin dalam membantu masyarakat.

Hal lainnya yang menantang adalah pemasangan listrik untuk konsumen skala besar seperti perusahaan, mall, hotel, maupun industri. Pembangunan Jaringan listrik listrik dalam skala besar membutuhkan proses yang cukup banyak dan memerlukan pengawasan yang baik, mengingat pembuatan jaringan tegangan menengah dipergunakan untuk selamanya. Dimulai dari survey, pembuatan gambar jaringan, analisa kelayakan, perencanaan, pengadaan barang dan jasa, pembebasan lahan, Penanaman tiang, penarikan Jaringan sampai dengan pemasangan meter hingga pelanggan bisa menikmati listrik sesuai peruntukannya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun