Betapa mengerikannya kehidupan sosial yang buta akan analisa dan miss information, yang berujung pada pembenaran sepihak serta judgement negatif pada seseorang.
Kenapa saya katakan mengerikan, karena dapat memecah belah antar sesama dan berpotensi menyakiti hati seseorang, dan juga karena minimnya seluruh informasi kenyataan yang di blow up.
Di tatanan lingkungan sosial, banyak hal negatif yang sering sekali salah, namun dianggap “sudah biasa”, dan bisa berubah menjadi hal yang “terbiasakan” sampai dianggap “benar”.
berspekulasi dini terhadap orang lain adalah salah satu contoh negatif, Dan sayangnya hal ini telah menjadi kultur bagi sebagian orang.
sering di temui miss information atau malah bisa di katakan “lack of information and still to be ignorant” di lingkungan sosial sekitar. Contoh, orang yang pendiam (by nature) atau bahkan orang yang memilih untuk diam (by choise) akan dianggap angkuh, sombong, dan semacamnya dengan alasan bahwa tidak berinteraksi secara lisan terhadap orang lain.
Kita berspekulasi terlalu dini untuk menilai seseorang, sehingga kita juga lupa bahwa kita secara tidak langsung mempermalukan diri sendiri apabila; orang yang sebelumnya kita anggap angkuh bahkan sombong tadi sebenarnya adalah orang yang baik dari sisi yang tak pernah terlihat bahkan tak mau untuk di perlihatkan.
Bagaimana mungkin kita mampu menilai seseorang menggunakan terkaan-terkaan tak berdasar, sedangkan kita belum mengetahui baik/buruknya seseorang.
Jadi konklusi dari tulisan receh diatas adalah, stay positive thinking terhadap orang lain.
Akal tetap akan bertemu akal untuk menemukan sebuah solusi.
Teringat kata Socrates.
Cobalah dulu, baru cerita
Pahamilah dulu, baru menjawab
Pikirlah dulu, baru berkata
Dengarlah dulu, baru beri penilaian
Bekerjalah dulu, baru berharap
Kenalilah dulu, baru bicara
Teguh Subrata,
Sekian terimakopi.