Mohon tunggu...
Teguh S Sungkono
Teguh S Sungkono Mohon Tunggu... Administrasi - in search for excellent

Dalam upaya merealisasikan kepedulian diruang nyata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sekilas Perbandingan Gaya Kepemimpinan Prof. Yusril Ihza Mahendra dan Ust. Hilmi Aminuddin

7 Maret 2016   23:19 Diperbarui: 9 Maret 2016   23:28 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber:http://pinterest.com"][/caption]

Suatu ketika saya mengajukan pertanyaan kepada beberapa teman, dimana saat itu kami sedang riungan bersama. “ Bro, sebut satu kata yang menggambarkan Yusril Ihza Mahendra (YIM) secara positif yang ada dibenak kalian? Saya kasih waktu 5 detik!”. Pertanyaan yang wajar menurut saya, untuk ditujukan kepada mereka ini. Dikarenakan kesukaan mereka dalam mengamati apapun dan siapapun, walau tampaknya sebagai komentator mereka jauh lebih suka.

Mengamati, membutuhkan banyak kasus untuk bisa sampai kepada satu kesimpulan. Sementara sebagai komentator, cukup hanya dengan satu kasus, lalu dikomentari. Ilmu komentar yang mereka miliki jangan ditanya, terasa pahit komentar-komentarnya.

Empat orang ditambah saya, sehingga total lima orang, dengan hasil: dua orang mengatakan, “Cerdas”, satu orang mengatakan, “Determinasi”, satu orang lagi mengatakan, “Berani”, dan sisanya mengatakan, “Orator”. “Ok, sekarang sebutkan yang negatifnya, boleh dua kata, dan dalam waktu 10 detik?!”, kali ini saya longgarkan waktunya agar lebih leluasa, sesuai dengan peminatan mereka dalam bidang cela-mencela. Dua orang mengatakan,” Muka sombong”, satu orang mengatakan ,“Gaya sinis”, satu orang berikutnya mengatakan,”Tidak saleable”,  dan sisanya mengatakan, “Terlalu reaktif”.

Berikutnya saya lempar kembali pertanyaan ke teman-teman tadi,”Sebutkan satu kata yang menggambarkan Ust Hilmi Aminuddin (HA) secara positif, yang ada dibenak kalian? Saya kasih waktu 5 detik!”. Dengan harapan mereka dapat merespon dengan cepat, sesuai dengan waktu yang saya berikan. Ke empat orang tersebut saling memandang, dan dengan kompak bertanya kepada saya, “ Yang ustadz PKS itu?”. Ternyata mereka tidak memiliki pengetahuan apapun untuk bisa dikomentari atas sosok pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut. “Sangat menarik untuk dikupas”, guman saya dalam hati.

Pertanyaan berikutnya tidak saya lanjutkan. Sambil terus berpikir dan mencoba menganalisa atas ketidak tahuan mereka tentang sosok HA tadi. Padahal, kedua-duanya adalah pendiri partai. Usia partai yang mereka dirikan relatif hampir bersamaan waktunya. Menariknya lagi, kedua partai tersebut sama-sama berbasis Islam. Namun YIM lebih tenar. 

Lalu apakah kemudian ketenaran YIM berbanding lurus dengan perolehan suaranya? Bahkan Parliementary Treshold 3,5%, tidak mampu ditembus oleh Partai Bulan Bintang (PBB) pada pemilu legislatif 2014, melainkan hanya 1,46%. Sementara HA, yang notabene relatif sangat jarang tampil di publik, tetapi partainya mampu menembus 6,79%,  bahkan diatas PPP, dedengkotnya partai Islam.

Masyarakat mengenal HA justru saat munculnya konflik internal PKS, yang melibatkan HA dengan sesama unsur pendiri PKS, yaitu Yusuf Supendi. Kemudian kasus sapi, yang juga menyeret  PKS, termasuk pemanggilan HA oleh KPK. Keduanya bukanlah kasus yang positif, khususnya bagi HA maupun PKS. Lalu apa yang membuat partai usungan HA jauh lebih kinclong perolehan suaranya dibanding PBB? Padahal dihadapan publik, YIM jauh lebih dikenal daripada HA, dan YIM sangat jarang mendapatkan publikasi negatif, kecuali kasus sisminbakum, itupun YIM menang atas perkara tersebut.

Walaupun survey riungan ini bukanlah tandingan Litbang Kompas, ataupun CSIS, akan tetapi fakta ini menarik untuk dapat dijadikan pelajaran. PKS jauh lebih populer daripada HA, sementara YIM jauh lebih populer daripada PBB. YIM sangat aktif di berbagai media, sementara seorang HA bahkan tidak memiliki website pribadi. YIM sangat intelektual dan memiliki gelar tertinggi bagi seorang akademisi, yaitu Profesor. Sementara HA ‘hanyalah’ seorang lulusan sarjana dari Madinah, Arab Saudi.

Hampir di setiap momen, termasuk saat ulang tahunnya yang ke 60, YIM sangat piawai dalam menarik perhatian publik. Intelektualitas dan kepakaran YIM diakui publik. Dalam banyak hal, YIM mampu menunjukkan kemampuannya menyelesaikan masalah, sebagai ciri seorang fighter.

Lantas apa penyebab YIM dengan PBB-nya, belum mampu mengalahkan hasil suara HA dengan PKS nya pada setiap Pemilu? Jika masalah ini cukup dibatasi dengan perspektif gaya kepemimpinan, maka hipotesis saya sementara ini adalah perbedaan fokus dan strategi diantara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun