Alhamdulillah sampai sekarang saya sehat dan telah sembuh setelah terkena penyakit Covid-19 setelah 2 minggu isoman (Isolasi Mandiri) dan sekarang sudah 2 minggu sudah aman untuk keluar-keluar rumah. Covid-19 ini memang menjadi bencana yang sangat besar secara global, membuat seluruh dunia mesti mempersiapkan tenaga kesehatan untuk mengarahkan tenaganya lebih dari sebelumnya. Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu percaya Covid-19 ini secara penuh karena sebenarnya penyakit ini sama seperti flu pada umumnya cuman lebih tidak enak karena yang saya rasa sendiri itu demam yang sangat tinggi lebih dari flu biasa.
    Saya akan ceritakan pengalaman terkena Covid-19.Â
Jadi di tanggal 22 Juni 2021 saya mulai merasakan "greges" (Meriang) di badan, tapi saya masih masuk kantor karena memang masih ada pekerjaan yang perlu saya kerjakan. Di hari itu saya mencoba minta vitamin C dan parasetamol (pereda demam) di klinik kantor untuk mencegah "greges" (Meriang) Â di badan saya ini. Malamnya saya demam tinggi di 39,6 Derajat Celcius, cukup tinggi sampai saya tidak bisa tidur dengan lelap.Â
Tanggal 23 Juni 2021 saya seharusnya saya melakukan vaksin tapi karena sampai pagi demam saya tidak sembuh jadi saya memutuskan untuk membatalkan vaksin saya ini. Ditanggal ini demam saya udah mulai mereda tapi masih ada demam sedikit jadi malam nya memutuskan untuk pergi dengan istri dan kedua anak saya ke klinik. Anak pertama saya ini sudah demam juga sama seperti saya tapi sudah ada batuk, jadi anak pertama saya ini imunitas ditubuhnya sebenarnya lebih baik dari saya karena gejala covid sudah mulai terlihat lebih dahulu. Ketika di klinik di malamnya itu, dokter anak nya memang menyarankan untuk hati-hati karena Covid-19 ini sudah bisa menyerang anak-anak, jadi anak pertama saya diberikan obat batuk, obat demam, dan vitamin C dan D. Saya pun ke dokter umum hanya diberikan obat demam saja. karena diberikan obat demam saja saya mencoba inisiatif untuk tes Rapid Antigen dan keluar hasilnya pun positif.Â
Ditanggal 24 Juni 2021, saya, istri dan kedua anak saya pergi ke rumah sakit di Karawang untuk ke dokter sekaligus saya untuk melakukan PCR Swab. Sesampainya di sana dari jam 8 sampai 12 siang belum dipanggil untuk melakukan PCR Swab dengan alasan sistem rumah sakit nya bermasalah. Akan tetapi anak kedua saya ini beruntungnya sudah di cek ke dokter anak dan mendapatkan obat serta rontgen paru-parunya, kata dokter anak kedua saya ini udah terpapar Covid-19 sebelumnya, jadi jika dites sudah dipastikan positip. Setelah keribetan di rumah sakit di Karawang saya pun memutuskan PCR Swab ke klinik kerjasama dengan kantor. Alhamdulillah PCR Swab dilakukan dan hasilnya menunggu 3 hari berikutnya.
Tanggal 25 Juni 2021, demam saya sudah mereda, akan tetapi penciuman sudah mulai berkurang
Tanggal 26 Juni 2021, penciuman saya sudah hilang (Anosmia) sama setiap malam sebelum tidur, saya sesak nafas karena panik tidak bisa menyium aroma secara normal. Alhamdulillahnya hasil PCR Swab keluar dan negatif tapi karena ada Anosmia jadi besoknya saya melakukan PCR Swab ulang di rumah sakit rujukan kantor.
Tanggal 27 Juni 2021, saya tes ulang di rumah sakit rujukan kantor. Di rumah sakit sendiri memang banyak yang di rawat karena Covid-19 ini. Jadi lebih menakutkan kalau mau tes PCR Swab di sana. Ketika ke rumah sakit kira saya yang dari kantor hanya saya aja ternyata ada 2 temen kantor saya yang tes PCR Swab juga, kaget juga ketika mereka PCR Swab di rumah sakit yang sama.
Tanggal 28 Juni 2021, batuk muncul dan Anosmia saya juga sudah berkurang.
Tanggal 29 Juni 2021, hasil keluar dan ternyata benar saya dinyatakan positif Covid-19 dengan CT 25
Tanggal 29 Juni -- 6 Juli 2021 saya isoman dengan gejala berakhir di tanggal 10 Juli 2021. Saya selama isoman selalu melakukan berjemur antara jam 8 -- 10 pagi, minum you-C 1000mg setiap hari, minum habatusaudah, dan minum air hangat, oh iya sama minum obat dari klinik kantor juga.