Mohon tunggu...
Blogger Pontianak
Blogger Pontianak Mohon Tunggu... -

Menulis apa saja untuk menyalurkan energi

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pembunuhan Karakter Elit Politik

24 Desember 2013   00:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:33 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_310827" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Media sosial sebagai ruang publik terkadang memberikan dampak kurang menyenangkan, bahkan bagi citra seorang elit politik. Baru-baru ini Susilo Bambang Yudhoyono terlepas sebagai seorang presiden, untuk menangani tudingan-tudingan yang dilayangkan kepada keluarga besar Cikeas memperkerjakan seorang pengacara terkenal. Sebagai seorang elit politisi, maka dunia fitnah memfitnah sebenarnya hal yang biasa terjadi. Bisa terjadi dan mungkin sering terjadi. Seseorang terkena fitnah pada dasarnya karena pelaku fitnah tidak suka dengan orang yang menjadi korban fitnah. Ditinjau dari segi psikologi hal ini wajar mengingat menjelang 2014 persaingan untuk mendapatkan posisi terbaik semakin ketat juga naluri alami manusia adalah tak pernah puas dan ingin selalu lebih dari yang lainnya. Sepanjang persaingan yang dilakukan ditempuh dengan cara yang positif, pastinya sah-sah saja. Yang tak wajar adalah jika persaingan dilakukan dengan berbagai cara termasuk cara-cara negatif yang tak bermoral. Sebut saja, upaya pembunuhan karakter 'lawan' agar terlihat lebih buruk di mata publik. Jika didefinisikan, character assassination atau usaha pembunuhan karakter adalah usaha menghilangkan orisinalitas atau keaslian karakter seseorang dalam pandangan orang lain. Kondisi ini tidak saja menyangkut fitnah dan menyebarkan berita bohong tentang seseorang. Namun juga menyangkut pencitraan tentang diri seseorang dari orang lain. Sementara, citra diri merupakan hal penting dan berperan besar dalam kelangsungan kehidupan sosial seseorang. Termasuk dalam kehidupan politik. Sehingga, bisa dibayangkan sendiri akibat yang harus ditanggung ketika seseorang mengalami sebuah pembunuhan karakter. Citra yang buruk sangat berpengaruh pada tingkat kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap orang lain. Dalam kehidupan politik tentu saja juga sangat merugikan. Mengingat pentingnya citra diri terhadap kehidupan yang bersangkutan, tak ada salahnya diambil langkah dan sikap waspada agar tak menjadi korban upaya pembunuhan karakter oleh 'lawan' atau pesaing. Namun cara paling mudah agar tak menjadi korban adalah melakukan pembuktian dengan cara tetap menunjukkan kompetensi dan kinerja. Jika kompetensi dan kinerja bagus, pada akhirnya orang lain akan dengan sendirinya menilai kebenaran berita yang disampaikan atau digosipkan tersebut. Memang tidak mudah untuk menghadapi satu lingkungan dimana citra diri menjadi sorotan dan menjadi sasaran pihak tak bertanggungjawab. Namun, menghadapi kondisi sulit bukan berarti tak bisa dilewati. Sebab, sepanjang mau berusaha untuk melakukan hal yang baik, seburuk apapun pembunuhan karakter yang telah dilakukan, lama kelamaan akan terbuka juga kenyataan sebenarnya. Lantas, apa yang bisa kita lakukan dalam menghadapi pembunuhan karakter tanpa luapan emosi? Tetap bersabar, selalu berpikir positif, tetap berusaha menunjukkan kinerja yang terbaik dan tetap terus menerus melakukan introspeksi diri. Teguh Pujonugroho Jalan Serayu, Nomor 19 Madiun, Jawa Timur, tpujonugroho@yahoo.com,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun