Mohon tunggu...
Teguh Nugroho
Teguh Nugroho Mohon Tunggu... Social Media Project Manager - Anak laki-laki yang suka kopi, pergi-pergi, dan kereta api

Second account, akun pertamanya udah lupa email saking terlalu lama nggak aktif. Kalo mau kenalan, silakan terbang ke blog thetravelearn.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sedotan Plastik, Sampah Kecil yang Membunuh Bumi

24 Oktober 2021   18:25 Diperbarui: 24 Oktober 2021   18:47 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah plastik (termasuk sedotan) di Jalan Malioboro pada Sabtu, 23/10 (dokpri)

Udah minuman panas, pakai sedotan plastik pula. Nggak ngerti lagi (dokpri)
Udah minuman panas, pakai sedotan plastik pula. Nggak ngerti lagi (dokpri)

Kedua, sedotan susah untuk didaur ulang atau reuse dan recycle. Kalau kita kepul, misalnya, jarang banget ada yang mau menerima karena nilainya yang rendah. Soalnya memang kegunaannya sangat terbatas setelah didaur ulang. Itu juga kalau bisa ya, mengingat sampah sedotan plastik sering banget udah rusak, terpotong-potong, dsb.

Hasil Riset Kecil-Kecilan di Instagram

Saya baru saja melakukan riset kecil-kecilan (atau lebih tepat disebut survey?) kepada teman-teman saya di Instagram Stories. Hasilnya cukup memuaskan, karena sebagian besar isi circle itu sudah satu frekuensi dengan saya.

Hasil survey di Instagram Story
Hasil survey di Instagram Story

Banyak yang menyanggupi mengurangi penggunaan sedotan plastik (Dokpri)
Banyak yang menyanggupi mengurangi penggunaan sedotan plastik (Dokpri)

Sebanyak 52 responden mendukung gerakan mengurangi sampah sedotan plastik, dan hanya 11 yang menjawab "Entahlah" (ini bisa berarti masih ragu-ragu atau memang tidak mau sama sekali). Lebih lanjut, 60 responden menyatakan kesanggupan mengurangi pemakaian sedotan plastik, dan hanya 5 yang tidak menyanggupi. Sayangnya, dari 5 responden itu, hanya 1 orang yang menjawab alasannya (yaitu Ara, istri saya sendiri haha), di mana alasannya itu adalah kegemarannya membeli produk minuman kemasan tertentu.

Plus Minus Material Pengganti Sedotan Plastik

Saya paham banget, dengan disebarkannya fakta ini, tak serta merta membuat semua orang mau dan bisa mengurangi atau menghentikan penggunaan sedotan plastik. Sebagian sedang dalam pemulihan dari sakit, sebagian memiliki kelemahan tubuh/keterbatasan fisik ("sesimpel" gigi sensitif, contohnya), sebagian lagi mungkin hanya enggan karena sudah nyaman.

Sedotan plastik memang bikin kita nyaman menikmati minuman (dokpri)
Sedotan plastik memang bikin kita nyaman menikmati minuman (dokpri)

Jadi, saya memaklumi bila ada sebagian orang yang memang benar-benar membutuhkan bantuan sedotan plastik, meskipun dia sendiri sebenarnya sangat peduli dengan kelestarian lingkungan. Untuk kita yang Puji Tuhan sampai saat ini masih diberikan kesehatan dan kesempurnaan fungsi tubuh, ada beberapa hal sederhana yang bisa mulai kita biasakan.

Akan saya paparkan di bawah, tapi saya mau bahas dulu soal material pengganti sedotan plastik.

Untuk kamu yang berencana mengurangi/menghentikan pemakaian sedotan plastik dengan memiliki sedotan sendiri, ada beberapa produk yang bisa kamu pertimbangkan. Nggak cuma sedotan stainless steel atau logam, tapi juga ada sedotan kaca, sedotan kertas, silikon, dan sedotan bambu. Sayangnya, dilansir dari Tirto, sedotan-sedotan alternatif ini memiliki nilai plus dan minusnya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun