Sertakan potensi perangkat lunak pendeteksi plagiarisme untuk melanggar hak kekayaan intelektual dan masalah privasi terkait penanganan data pribadi. Dilema etika utama lainnya adalah potensi bias dan diskriminasi yang dapat tertanam dalam algoritma AI, melanggengkan ketidakadilan dan mengecualikan perspektif atau suara tertentu dalam penulisan akademis. Selain itu, ada kekhawatiran tentang dampak AI pada pekerjaan manusia dalam penulisan akademis, yang berpotensi menyebabkan perpindahan pekerjaan atau berkurangnya peluang bagi peneliti dan penulis manusia. Penggunaan AI yang bertanggung jawab dalam penulisan akademis memerlukan pertimbangan cermat terhadap dilema etika ini dan penerapan perlindungan untuk mengurangi potensi risiko.
Selain itu, penting untuk memastikan bahwa siswa memahami keterbatasan AI dan perannya sebagai alat dalam penulisan akademik, daripada hanya mengandalkan AI untuk pekerjaan mereka. Penggunaan penulisan akademik yang dibantu AI secara bertanggung jawab memerlukan penekanan pada mendidik siswa tentang integrasi alat AI yang tepat dan etis sambil tetap memprioritaskan pengembangan pemikiran kritis, keterampilan penelitian, dan integritas akademik mereka (Leander & Burriss, 2020).Â
Pada akhirnya, penting untuk mencapai keseimbangan antara memanfaatkan manfaat AI dalam penulisan akademis sambil juga menjunjung tinggi prinsip dan standar etika. Secara keseluruhan, pertimbangan etis dalam penulisan akademis yang dibantu AI mencakup berbagai masalah seperti keadilan, transparansi, akuntabilitas, hak kekayaan intelektual, bias dan mitigasi diskriminasi, dan dampaknya terhadap pekerjaan manusia. Kesimpulannya, pertimbangan etis dalam penulisan akademis yang dibantu AI melibatkan penanganan berbagai masalah termasuk keadilan, transparansi, akuntabilitas, hak kekayaan intelektual, bias dan mitigasi diskriminasi, serta dampak potensial pada pekerjaan manusia dan kebutuhan untuk mendidik siswa tentang integrasi AI yang bertanggung jawab. Kesimpulannya, pertimbangan etis dalam penulisan akademis yang dibantu AI melibatkan penanganan berbagai masalah termasuk keadilan, transparansi, akuntabilitas, hak kekayaan intelektual, bias dan mitigasi diskriminasi, dan dampaknya terhadap pekerjaan manusia (Ghotbi, 2023).
Dampak AI pada Integritas Akademik
Penggunaan teknologi AI dalam penulisan akademik menimbulkan kekhawatiran penting tentang integritas akademik (Yeo, 2023). Output yang dihasilkan oleh alat AI mungkin tidak diverifikasi atau dikaitkan secara memadai dengan sumbernya, berpotensi menyebabkan plagiarisme dan misrepresentasi karya orang lain sebagai milik sendiri. Selain itu, penggunaan alat AI dapat memotong pengembangan pemikiran kritis dan keterampilan akademik seperti mengevaluasi bukti dan menulis konten asli. Hal ini menimbulkan pertanyaan etis mengenai kejujuran intelektual dan integritas penggunaan alat tulis yang dibantu AI. Selain itu, penggunaan alat AI untuk penulisan akademis juga menimbulkan masalah privasi. Karena alat AI mungkin memerlukan pengunggahan pekerjaan dan data siswa, ada kebutuhan untuk memastikan bahwa persetujuan yang tepat dan perjanjian penyimpanan data sudah ada. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan dampak potensial dari teks yang dihasilkan AI yang menghindari sistem deteksi plagiarisme.
Kemampuan AI untuk menghasilkan teks yang sulit dideteksi sebagai buatan menimbulkan kekhawatiran tentang keaslian dan integritas karya akademik. Oleh karena itu, sangat penting bagi pendidik dan institusi untuk menekankan pembelajaran siswa dan nilai integritas dalam penulisan akademik. Selain itu, ketika mempertimbangkan penggunaan alat AI dalam penulisan akademis, penting untuk mempertimbangkan dampak potensial pada pekerjaan manusia. Dengan hanya mengandalkan alat AI untuk penulisan akademis, siswa mungkin kehilangan pengembangan keterampilan penting yang penting untuk karir masa depan mereka. Ini termasuk pemikiran kritis, keterampilan analitis, dan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan mengekspresikan ide secara tertulis. Dengan mendidik siswa tentang keterbatasan dan risiko mengandalkan alat AI tanpa evaluasi kritis, mereka dapat didorong untuk secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran mereka sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan akademis mereka. Penting untuk mempertimbangkan implikasi etis dari penulisan akademis yang dibantu AI dan memastikan bahwa pedoman, kebijakan, dan intervensi pendidikan yang tepat tersedia (Eaton et al., 2021).
Secara keseluruhan, integrasi teknologi AI dalam penulisan akademis memerlukan pertimbangan cermat terhadap implikasi etis seputar integritas akademik, kejujuran intelektual, privasi, dan pengembangan keterampilan berpikir kritis. Untuk mengatasi pertimbangan etis ini, disarankan agar institusi menerapkan strategi untuk mempromosikan integritas akademik dan pemikiran kritis dalam penggunaan alat tulis yang dibantu AI. Selain itu, perlu untuk terus mengevaluasi dan memperbarui pedoman dan kebijakan mengenai penggunaan alat AI, karena teknologi terus berkembang. Dalam jangka panjang, penilaian dapat dirancang ulang untuk fokus pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kreativitas. Hal ini dapat dicapai melalui penggabungan penilaian yang lebih terbuka dan berbasis inkuiri yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan pemahaman dan penerapan pengetahuan mereka dengan cara yang unik dan otentik. Secara keseluruhan, penting untuk mendekati integrasi penulisan akademik yang dibantu AI dengan hati-hati dan memprioritaskan pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa dan pemahaman tentang proses penulisan akademik. Sangat penting bagi institusi untuk mencapai keseimbangan antara memanfaatkan alat AI untuk meningkatkan produktivitas dan hasil pembelajaran, sementara juga memastikan bahwa siswa berpartisipasi aktif dalam proses penulisan dan menjunjung tinggi integritas akademik dan standar etika pekerjaan mereka.
Dengan menerapkan metode penilaian alternatif, seperti presentasi lisan atau diskusi kelas, instruktur dapat memverifikasi bahwa ide dan tulisan siswa adalah milik mereka sendiri, sehingga mengurangi risiko plagiarisme dan mempromosikan pengalaman belajar yang lebih otentik bagi siswa (Yeo, 2023). Dengan demikian, institusi dapat menumbuhkan budaya kejujuran dan integritas akademik, sementara juga mempersiapkan siswa untuk tantangan etis yang mungkin mereka hadapi dalam karir masa depan mereka.
Debat tentang Penggunaan AI dalam Penulisan Akademik: Perspektif Etis
Salah satu pertimbangan etis utama dalam penulisan akademis yang dibantu AI adalah potensi plagiarisme dan pertanyaan tentang kejujuran  intelektual (Yeo, 2023). Alat AI dapat menghasilkan konten dengan cepat dan efisien, tetapi jika siswa terlalu bergantung pada alat-alat ini tanpa memahami konsep dan keterampilan yang terlibat dalam penulisan akademis dengan benar, itu merusak integritas pekerjaan dan proses pembelajaran mereka. Selain itu, penggunaan alat tulis yang dibantu AI menimbulkan kekhawatiran tentang privasi. Alat-alat ini dapat mengumpulkan data tentang kebiasaan menulis, preferensi, dan bahkan informasi pribadi siswa (Leander &; Burriss, 2020).
Oleh karena itu, institusi harus memprioritaskan keamanan dan privasi data siswa dengan menerapkan langkah-langkah perlindungan data yang kuat dan mendapatkan informed consent dari siswa. Selain itu, ada kebutuhan untuk mengatasi potensi bias dan keterbatasan model AI. Karena model AI dilatih pada data yang ada, mereka dapat mengabadikan informasi yang bias atau tidak akurat. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab pendidik dan institusi untuk memastikan bahwa alat AI yang digunakan dalam penulisan akademik adil, tidak bias, dan bebas dari praktik diskriminatif. Selain itu, ada dampak sosial yang lebih luas untuk dipertimbangkan. Meningkatnya ketergantungan pada penulisan akademis yang dibantu AI dapat berkontribusi pada devaluasi pemikiran kritis dan orisinalitas di bidang pendidikan. Penting bagi pendidik dan institusi untuk menekankan nilai keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan pemikiran independen di samping penggunaan alat AI. Kesimpulannya, menyeimbangkan dampak alat AI dalam penulisan akademis memerlukan pertimbangan cermat terhadap masalah etika seperti plagiarisme, privasi, bias dalam model AI, dan pemeliharaan keterampilan berpikir kritis dan orisinalitas dalam proses pembelajaran (Lameras & Arnab, 2021).