Sampah plastik menjadi fenomena global yang tidak berujung. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi sampah plastik semakin gencar, mulai dari gerakan mendaur ulang sampah plastik hingga upaya mencegah terjadinya sampah plastik. Sekolah dapat menjadi salah satu tempat  penggerak  mengurangi sampah plastik.
SMA Kanisius  merupakan salah satu sekolah di Jakarta yang peduli akan pentingnya pengelolaan sampah plastik. Upaya pengelolaan sampah plastik sudah dimulai di SMA Kanisius mulai dari upaya pencegahan pembentukan sampah plastik. Upaya ini diawali dengan kebijakan penggunaan botol air di kalangan siswa dan karyawan SMA Kanisius. Disamping itu, pihak sekolah menyediakan water station untuk memenuhi kebutuhan air minum siswa dan karyawan sehingga penggunaan botol air minum sekali pakai dan kebutuhan air minum terakomodir dengan baik Budaya menggunakan botol air minum menjadi praktik baik di SMA Kanisius, Tidak hanya itu, upaya pengelolaan sampah plastik juga dilakukan oleh pihak sekolah  dengan memanfaatkan sampah plastik yang terbentuk karena adanya aktivitas di sekolah. Bersama dengan  pihak eksternal, siswa diminta untuk mengumpulkan sampah plastik yang dari hasil aktivitas itu dengan jalan mendaurulang  menjadi perabot sekolah yang dapat dimanfaatkan kembali oleh sekolah. Perabot sekolah dari bahan dasar plastik daur ulang ini memiliki nilai artistik karena desain dan warnanya yang dimiliki.
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Pertamina yang diketuai oleh Arie Sukma Jaya, pada bulan Agustus dan September 2024 berkesempatan mengunjungi SMA Kanisius dalam rangka melaksanakan rangkaian kegiatan PkM yang mendapatkan pendanaan dari Kemendikbud Ristek. Pada kesempatan tersebut, Tim PkM melaksanakan wawancara singkat bersama dengan pengelola SMA Kanisius (Kepala Sekolah), guru, dan siswa SMA Kanisius. Tim PkM memperkenalkan teknologi pirolisis sebagai salah satu teknologi sederhana dalam pengolahan sampah plastik. Teknologi ini memanfaatkan pemanasan sampah plastik menjadi fraksi cair yang berpotensi sebagai bahan bakar. Melalui teknologi ini, siswa SMA Kanisius dapat mengimplementasikan ilmu sains dan teknologi yang diperoleh di bangku sekolah dalam mengolah sampah plastik. Antusiasme siswa tampak dalam interaksi dengan Tim Pengabdian dalam sesi tanya-jawab setelah pemaparan materi mengenai pirolisis yang disampaikan oleh Tim Pengabdian. Pada akhir kegiatan ini, Tim PkM akan memberikan peralatan pirolisis kepada SMA Kanisius untuk  dijadikan peralatan model pengolah sampah plastik sederhana di lingkungan sekolah.  Dengan demikian,  melalui penerapan teknologi pirolisis yang akan dijalankan,  SMA Kanisius diharapkan dapat menjadi sekolah model pengolahan sampah plastik  dan berdampak bagi pengelolaan sampah plastik di lingkungan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H