Beberapa hari yang lalu saya melihat tawuran pelajar tak jauh dari tempat saya menunggu bis. Saling serang dan saling kejar dari dua kelompok pelajar yang berbeda sekolah. Anak – anak sekolah yang duduk dihalte sekolah diserang oleh sekelompok pelajar yang turun dari sebuah bis.
Melihat bis yang penuh dengan pelajar yang bergelantungan, anak sekolah yang berada di halte sekolah dengan cepat berdiri dan mengambil sikap menantang dengan mengeluarkan senjata gir atau apa saja dari tas sekolahnya.
Pelajar yang berada didalam bis pun turun tak jauh dari halte, mereka berteriak menantang dna juga mengeluarkan berbagai alat untuk menyerang musuhnya. Entah teriakan apa yang mereka katakan. Begitu banyaknya suara membuat saya hanya mendengar kata makian dan nama sekolah yang memang biasa saya lihat di tembok – tembok jalan di ruas jalan Jakarta.
Mengapa tawuran pelajar masih terjadi? Apakah sebenarnya yang mereka cari? Benarkah dua sekolah itu saling bermusuhan? Atau hanya beberapa pelajar yang bersekolah disitu yang saling bermusuhan.
Sebuah novel tentang tawuran pelajar masih ku pegang ketika melihat dua kelompok pelajar ini saling serang, mereka akhirnya bubar karena beberapa polisi mengejar mereka. Novel ini ditulis oleh seorang pelajar STM yang dahulunya sebagai anak BaSis dan juga aktif dalam tawuran pelajar.
Buku yang penuh dengan gejolak batin dan membuat saya membacanya larut dalam emosi sang penulis. Dahulu waktu saya masih SMA pun saya turut menjadi korban tawuran dan kekerasan anak – anak STM.
Bertempat tinggal di kawasan kelapa gading Jakarta Utara sering membuat saya harus berhati – hati bila ingin bepergian ke sekolah. Sering terjadi tawuran di ruas jalan printis kemerdekaan. Saling serang atau beberapa pelajar melakukan pemalakan di dalam bis.
Penulis menceritakan bagaimana suasana batin anak – anak STM dengan gamblang dan apa adanya. Anak – anak STM yang terjebak dengan keadaan dan situasi. Menerima musuh warisan dari para senior. Mendapatkan doktrin bahwa sekolah mereka dan BaSisnya harus dijaga dengan selalu menang dalam tawuran pelajar.
Gengsi dan reputasi nama sekolah dan BaSis menjadi begitu penting bagi anak – anak STM. Kesetiakawanan yang dibungkus oleh persaudaraan anak – anak STM begitu kuat dan kental. Hubungan kakak kelas dengan juniornya begitu dekat. Hubungan emosional yang membuat doktrin – doktrin musuh warisan, gengsi dan kehormatan anak BaSis dan anak STM yang menjadi hidup, dan begitu masuk kedalam jiwa mereka.
Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta, sebuah novel tentang 5 sahabat yang berbeda sekolah dan sekolahnya saling bermusuhan. Cerita tragis yang dapat menarik emosi para pembacanya. Apalagi ketika salah satu dari mereka terbunuh dalam tawuran pelajar. Begitu mudahnya salah dari dari mereka merencanakan balas dendam dan membuat mereka akhirnya juga membunuh.
Akhirnya mereka pun terpisah oleh keadaan dan situasi, 5 sahabat terpisah karena tragedi. Cerita seperti menarik kembali duka lama, menceritakan bagaimana anak – anak STM didalam usia mereka yang begitu muda mengambil resiko dalam hidupnya.
Penuh dengan pesan – pesan, nasehat dan peringatan bagi anak – anak STM/SMK sekarang untuk tidak mengulang kembali kesalahan para seniornya. Novel ini layak dibaca oleh anak – anak STM/SMK agar mereka memahami betapa kelirunya semuanya tentang musuh warisan, gengsi atau juga reputasi, yang pada dasarnya semuanya adalah semu.
Novel ini layak juga dibaca oleh para Guru dan para pendidik, bahwa didalam sekolah akan selalu ada kelompok informal didalam sekolah, yaitu kumpulan beberapa pelajar yang menamakan dirinya sebagai BaSis, yaitu Barisan Siswa. Memahami dan mengerti perkembangan jiwa anak didiknya akan mampu melihat isi hati dan pikirannya. Dengan kemampuan melihat isi hatinya lah para Guru dan pendidik bisa menarik membimbing mereka.
Novel ini layak dibaca kepada siapa pun yang ingin mengenal dunia tawuran dan bagaimana tawuran dan doktrin – doktrin ini berjalan dan bekerja. Catatan (Seorang) Pelajar Jakarta, terbitan Grasindo.
Foto 1: http://www.kaskus.co.id/post/515da0cde574b44b79000007
Foto 2: http://blogmotivasionline.blogspot.com/2013/11/novel-memoar-catatan-seorang-pelajar-jakarta.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H