Mohon tunggu...
Teguh Arief Septyawan
Teguh Arief Septyawan Mohon Tunggu... -

Seorang pembelajar Sepanjang Zaman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesawat Kepresidenan, Harga yang Mahal untuk Sebuah Pede dan Sejarah Bangsa

11 April 2014   16:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:48 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1397182698511799596

Sudah sebegitu pentingkah posisi Indonesia di dunia ? atau sudah sebegitu strategiskah posisi Indonesia di dunia ? Saya rasa dua pertanyaan itu akan meluncur dimulut beberapa rakyat Indonesia ketika pesawat Kepresidenan berjenis Boeing Bussiness Jet 2 Green mendarat di bandara Halim Perdana Kusuma.

Setelah menunggu  3 tahun lamanya, Presiden SBY dimasa akhir jabatannya nampaknya masih akan merasakan kemewahan pesawat VIP dengan konfigurasi mewah dan memiliki kamar tidur utama yang dilengkapitoilet shower, ruang konferensi, ruang makan, dan ruang tamu.

Tentunya semua kemewahan diatas harus ditebus dengan harga yang tidak murah. Untuk jenis pesawat BBJ2 ini pemerintah harus mengocek kas negara sekitar US$ 91,2 juta atau sekitar Rp 820 miliar. Walaupun katanya pesawat ini merupakan patungan antara Indonesia dengan sebuah perusahaan, tak dapat dipungkiri pesawat ini  menjadi pesawat presiden pertamasejak 69 tahun merdeka.

[caption id="attachment_331177" align="aligncenter" width="630" caption="Inilah bentuk pesawat kepresidenan Indonesia"][/caption]

Padahal tidak jika ditelusuri lebih dalam, tidak semua negara memiliki pesawat kepresidenan seperti Indonesia. Hanya ada beberapa negara yang memilikinya, itupun sebagian besar merupakan negara maju layaknya Amerika, Inggris, Rusia, Prancis, Belanda, Spanyol dan Jerman.

Sekarang pertanyaannya adalah untuk apa pesawat kepresidenan ini bagi kemajuan dan kesejahteraan Indonesia. Dari pada memberikan kenyamanan bagi beberapa pejabat saja, mending fokus kepada pengadaan alusista untuk menjaga kedaulatan negara. Seperti penambahan armada Sukhoi untuk ditempatkan dibeberapa pangkalan udara terluar dari Indonesia dan pelengkapan senjata yang dibawa oleh armada pesawat temput itu sendiri.

Jangan sampai kejadian lagi dimana pesawat tempur Indoensia dilock posisi tembak oleh pesawat tempur Amerika yang nyelonong masuk ke wilayah Indonesia tanpa izin hanya karena pesawat tempur kita tidak memiliki rudal atau senjata didalamnya.

Hemat atau Gengsi

Berbagai alasan utama disampaikan oleh pejabat pemerintahan terkait pembelian Boeing 737-800 ini. Mulai dari memudahkan tugas presiden baik di dalam negeri maupun ke luar negeri, hingga penghematan kas negara. Padahal jika maksud dari pembelian pesawat ini adalah untuk menghemat, maka alasannya kurang masuk akal.

Karena negara sekelas Jepang dan Singapura saja masih belum merasakan pentingnya membeli pesawat kepresidenan. Padahal kalau dilihat dari sisi kemakmuran rakyatnya, dua negara diatas yang jauh lebih makmur dibanding Indonesia sendiri.

Selain itu jika dilihat dari sisi pengeluaran,  sudah tentu pemerintah akan banyak mengeluarkan  biaya tambahan lainnya  untuk operasional ataupun perawatan pesawat ini. Seperti biaya awak kabin, parkir pesawat, hingga perawatan rutin lainnya.

Dimana kondisi diatas dapat diatasi, jika pemerintah hanya menyewa pesawat dari maskapai milik sendiri seperti Garuda Indonesia. Dalam hal ini pemerintah cukup merogoh kocek untuk penyewaan saja, tanpa perlu pusing-pusing mengeluarkan biaya operasional, perawatan, parkir pesawat dan lainnya.

Toh maskapai Garuda Indonesia sebagai BUMN Indonesia masih memiliki armada pesawat yang layak untuk mengantarkan tugas kenegaraan Presiden. Sekalipun pemerintah menyewa dalam hal ini, uang yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak akan lari kemana-mana dan masuk kedalam kas BUMN.

Melihat alasan diatas seharusnya pemerintah lebih jeli lagi akan datangnya kritikan dari masyarakat terkait pengadaan pesawat ini. Namun dibeberapa media massa, Mensesneg mempunyai pendapat sendiri, dengan adanya pesawat kepresidenan ini kedepannya Indonesia dipercaya bisa lebih pede dan membusungkan dada di depan negara lainnya. Selain itu  pemerintahan SBY berhasil menorehkan sejarah bagi anak cucu bahwa pada era kepemimpinannyalah Indonesia mampu membeli dan memiliki pesawat kepresidenan.

Rupanya harga sebuah pede dan sejarah itu mahal sekali untuk sebuah negara. Jangan sampai diakhir pemerintahan, SBY dicap oleh rakyatnya menghambur-hamburkan uang untuk kepentingan segelintir orang saja.

Sumber foto : https://id.berita.yahoo.com/foto/pesawat-kepresidenan-republik-indonesia-slideshow/pesawat-kepresidenan-indonesia-photo-1397117774353.html

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun