Pasca memenangi petarungan merebut posisi orang nomor satu di DKI Jakarta yang notabene Ibukota Negara, rupanya Jokowi membawa suasana baru dan tentunya istilah baru dalam cara kerja dirinya membawa kedalam Jakarta Baru sesuai dengan janjinya kepada warga DKI Jakarta.
Jika dulu orang merasa asing mendengar istilah ‘blusukan’, namun semenjak era Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, kata ‘blusukan’ semakin naik daun. Dari yang dulu mengenal blusukan hanya di daerah tertentu saja, kini blusukan menjadi istilah nasional.
Lebih dari satu tahun, masyarakat Indonesia melihat gaya kepemimpinan ‘blusukan’ yang dianut oleh Jokowi. Yaitu sebuah cara yang diambil dengan melihat dan mendengar langsung ke sumber masalah, atau istilah lain adalah menyesatkan diri untuk mengetahui sesuatu. Sebuah hal yang tidak didapati jika hanya duduk di dalam kantor.
Seakan-akan blusukan yang dilakukan Jokowi ini mengandung nilai berita, sudah tentu setiap aksi blusukan yang dilakukan selalu diliput oleh media. Bahkan tanpa disadari media yang ada di Jakarta merupakan media nasional, sudah pasti seluruh Indonesia dapat melihat apa yang diblusukin oleh Jokowi.
Setelah dirinya dinobatkan oleh partai pengusungnya yaitu PDIP, secara perlahan blusukan ala Jokowi berubah. Kalau dulu Jokowi mau dan rela masuk selokan di kawasan Sudirman untuk melihat drainase yang mampet, namun saat kampanye pemilu legislatif dan menjelang pilpres mendatang blusukan Jokowi mengunjungi kantong-kantong suara dan kantong dukungan. Kenapa Blusukan Jokowi berubah ?
Hal ini dilakukan oleh Jokowi karena dirinya sudah mendeklarasikan diri maju sebaga calon Presiden mendatang. Pasca gagalnya Jokowi effect dan tidak tercapainya suara PDIP memperoleh diatas 20 persen. Rupanya belakangan ini Jokowi memainkan kembali gaya blusukannya.
Namun kali ini blusukan yang dilakukannya adalah dengan mendatangi satu persatu partai yang memungkinkan untuk berkoalisi dan mendukung dirinya maju sebagai Capres. Lihat saja, dalam kurun  waktu sepekan ini, Jokowi gencar melakukan blusukan ke kantor Nasedem dan PKB, hingga blusukan menemui 7 duta besar negara sahabat.
Dimana hasil dari blusukan tersebut adalah Jokowi mendapatkan dukungan koalisi dari Nasdem dan PKB ditambah, Jokowi mendapatkan dukungan dari asing yaitu melalu duta besar yang ditemuinya semalam. Dimana dukungan tersebut akan mempermulus dirinya untuk duduk menjadi orang nomor satu di Indonesia
Tapi Jokowi harus berhati-hati. Tanpa disadari atau tidak blusukan dirinya yang dilakukan dirinya dan juga partainya senantiasa diliput oleh berbagai media massa. Jangan sampai masyarakat menilai blusukan politik yang dilakukan Jokowi terhadap beberapa partai dan juga asing bisa menyebabkan dukungan masyarakat terhadap dirinya berkurang.
Karena dalam blusukan politik yang dilakukan oleh Jokowi tidak melakukan blusukan terhadap masyarakat ‘wong cilik’ yang selama ini mendukung dan menaruh harapan kepadanya. Malahan Jokowi melakukan blusukan politik ke berbagai pihak hanya untuk mendapatkan dukungan lainnya, yang sudah pasti dukungan tersebut ada timbal baliknya jika Jokowi nanti menjadi Presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H