Tanggal 28 maret 2011 pagi , anak saya masuk RS Â lewat UGD, di UGD pelayanan cukup cekatan . Di UGD saya ditawari untuk memilih kelas / ruangan perawatan inap untuk anak saya. Karena pertimbangan saya akhirnya memilih di Kelas 2 yang didalamnya berisi untuk 3 pasien. Setelah masuk ruangan , ada visite dokter menyuruh untuk cek laborat dan menulis resep. Setelah saya tebus obat yang terdapat dalam resep ,saya menyerahkan semuanya pada perawat ruangan. Saya tidak ingat apa saja yang saya tebus , tapi saya hnya ingat pada item berupa banyak jenis infus. Tanggal 29 - 03 - 2011 tepatnya hari selasa anak saya mendapat visite dokter berbeda dari kemarin dan mendapat resep lagi. Saya menebusnya semua yang ada di dalam resep , kemudian saya menyerahkan semua ke perawat ruangan. Tanggal 30 - 03- 2011 Â hari rabu , datang lagi dokter visite yang berbeda dan memberi resep lagi , timbul tanya dalam pikiran saya , karena merasa obat yang saya tebus 2 hari cukup banyak, maka resep hari rabu tidak saya tebus. Hari kamis datang lagi dokter yang datang visite hari rabu, memberikan resep lagi. Karena masih ragu kemudian resep saya tebus setengah, ternyata , didalamya ada infus yang sama saya tebus pada hari senin yang sampai hari kamis tidak pernah di pasang dan diberikan pada anak saya.
Jika infus itu di butuhkan , kenapa sejak senin tidak dipasang?????
Jika infus itu tidak dibutuhkan , kenapa saya harus menebus lagi pada hari kamis???????
Ini pengalaman saya , jadi mohon untuk sedikit berhati - hati dan teliti karena obat jika bukan untuk sakitnya bisa menjadi racun dalam tubuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI