Mohon tunggu...
Abdul Rahman
Abdul Rahman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan penulis

Kenikmatan yang diberikan Allah juga ujian.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dia yang Kembali

6 September 2019   11:40 Diperbarui: 22 September 2019   02:28 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba saja, kampung yang tadinya tenang dan damai mendadak heboh. Seperti bangun dari tidur. Di pojok-pojok desa orang-orang tidak terburu-buru masuk ke peraduan. Tapi memperpanjang waktu untuk ngobrol dengan yang lain. 

Hari itu, Hartono, suami Rina, yang telah menghilang selama 14 tahun tanpa kabar tiba-tiba muncul lagi. Untunglah, kendati ditinggal begitu lama, Rina tidak buru - buru menikah lagi. Sehingga persoalan begitu mudah. Hartono dengan sangat mudah bisa masuk kembali ke anak dan istrinya. 

Tentu saja telah terjadi banyak perubahan. Rambutnya mulai memutih. Kulitnya tidak seputih dulu. Agak sedikit lebih gelap. Nah sikapnya pun tidak segalak dulu. Barangkali karena kini telah berusia 50 tahun. Sudah semakin sabar. 

"Wah, Ibu Rina sekarang tidak sendiri lagi. Saya ikut senang Bu, suami sudah kembali. Ngomong-ngomong apakah Pak Hartono masih perkasa?" goda Dini tetangga Rina sambil terkekeh. 

"Iya Bu Dini saya senang. Anak-anak juga senang ayahnya sudah kembali. Soal perkasa apa tidak rahasia dong hehehe" kata Rina membalas candaan Dini tetangganya. 

Untuk menyambut kedatangan kembali salah seorang warga yang pernah menghilang  dilakukan syukuran dengan menggelar acara tumpengan.

 Membuat nasi kuning kemudian berdoa bersama. Masing-masing warga mengumbanng seikhlasnya. Ada yang mengumbanng beras, ayam, buah-buahan dan ada juga yang mengumbang uang. 

Intinya seluruh warga desa itu tumplek blek ke kediaman Hartono untuk mengikuti acara syukuran. Juga ingin mengetahui kisah perjalanan selama 14 tahun menghilang. Kemana saja. Sikap masyarakat berbeda dengan Rina. Rina tidak mencecar pertanyaan kepada Hartono tentang kepergianya selama 14 tahun. 

Satu kata yang disampaikan Rina kepada Hartono, 'alhamdulillah'. Rina bersyukur Hartono sudah kembali lagi. Rina tak mau buru buru mendasak alasan Hartono pergi. Apalagi menyelidiki apakah ada kaitnnya dengan wanita idaman lain. Rina segera membuat masakan kesukaan Hartono. Sayur mangut dari ikan Pari dan tempe goreng kering tanpa tepung. Lalapan daun kenikir yang telah direbus lebih dahulu. Tidak lupa sambal terasi. 

"Abang ini masakan kesukaan. Ayok Bang makan yang lahap," kata Rina saat pertama kali bertemu. 

"Iya," jawab Hartono singkat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun