Vokal dalam sajian karawitan gaya Banyumasan merupakan unsur yang sangat vital. Esensi gendhing akan terbentuk jika vokal sinden ataupun senggak juga hidup, sebaliknya sajian gendhing tanpa adanya vokal akan terasa kering, bahkan sepi seperti halnya rumah tak berpenghuni. Sajian karawitan gaya Banyumasan setidaknya ada tiga prinsip dasar yang harus difahami dan dikuasai oleh penggarap antara lain : kendhangan, vokal (sinden/senggak), serta beberapa instrumen gamelan yang secara teknik mencirikan dan membedakan garap masing-masing gaya karawitan. Kendhang dalam karawitan Banyumasan adalah instrumen garap yang sangat berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter dan pembentukan dinamika gendhing. Jika menyaji kendhang dalam garap gendhing Banyumasan tidak mampu membangun interaksi yang ekspresif dengan penyaji instrumen lain dan dengan penikmat (penonton/pengamat) maka karakteristik yang menjadi ciri khas gendhing-gendhing Banyumasan menjadi tidak optimal. Interaksi yang dimaksud tidak hanya dibentuk oleh pola atau sekaran kendhangan yang bersifat baku, akan tetapi juga bersifat spontanitas berinteraksi dengan vokal senggak, sehingga kesan musikal akan lebih hidup dan dinamis.
Dalam karawitan gagrag Banyumasan ada dua macam vokal senggak yang dapat kita ketahui, yang pertama adalah vokal senggak lagu (melodi) dan yang kedua adalah senggak ritmikal (kendhangan). Senggak lagu merupakan vokal senggak yang disajikan untuk memperjelas seleh pada suatu lagu/melodi balungan. Sedangkan senggak ritmikal merupakan vokal senggak yang biasanya disajikan untuk mempertegas ritme kendhang. Dalam sajianya dua unsur senggakan tersebut saling mengisis mengikuti irama gendhing yang disajikan.
Contoh senggakan lagu :
Du - a - lu - luuu ing
Contoh senggakan ritmikal :
Gelung papak gelung tugel domak ting ting josss.. jae jae susu.. jae jae susu... susu susu jae..
Penerapan senggak tersebut fleksibel tergantung dengan irama maupun ritme kendhangan, dan biasanya lebih sepontan. Untuk membangun karakter vokal senggak berikut biasanya penggerong/senggak harus lebih tahu dan hafal tentang jalan sajian gendhing Banyumasan agar karakteristik maupun ruh dari sebuah gendhing dapat terlihat. Berikut contoh penerapan vokal senggak pada gendhing Sekar Gadhung, Slendro Manyura (Garap Calung Banyumasan):
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H