Pada hari Senin (8/6/2015) tokoh olahraga dan mantan pejabat, Agum Gumelar menemui Presiden Joko Widodo terkait kebijakan pembekuan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
Dalam kesempatan itu, Agum Gumelar meminta Jokowi memerintahkan Menpora untuk mencabut pembekuan pada PSSI. Dia khawatir kondisi Indonesia setelah diberi sanksi dari FIFA karena pemerintah dianggap mengintervensi PSSI.
Siapa yang tak kenal Agum Gumelar ? Memang, saat ini Agum adalah Ketua Dewan Kehormatan PSSI, tapi dia bukan orang baru bagi dunia olahraga dan pemerintahan Indonesia. Pada tahun 1999 Agum menjabat sebagai Ketua Umum PSSI menggantikan Azwar Anas yang menyatakan mengundurkan diri. Agum menjadi Ketua umum PSSI dari tahun 1999- 2003, setelah sebelumnya menjabat sebagai Ketua KONI.
Agum yang saat itu menjadi Gubenur Lemhanas kemudian Menteri Perhubungan pada Kabinet Persatuan Nasional, kemudian Menko Politik, Sosial dan Keamanan di Kabinet Persatuan Nasional dan kemudian menjadi Menteri Perhubungan di Kabinet Gotong Royong sejak tahun 2001 – 2004.
Saat itu adalah masa sulit bagi ekonomi Indonesia, apalagi dunia olahraga termasuk sepakbola. Relatif sulit mencari sponsor untuk kegiatan olahraga karena resesi ekonomi melanda seluruh Asia.
Tapi kala itu Agum membawa PSSI ke masa stabil prestasi setidaknya di tingkat Asia Tenggara. Di Piala AFF, Agum berhasil membawa sepakbola Indonesia ke tingkat final dan Indonesia selalu lebih unggul dibanding Malaysia dan Singapura meski kalah tipis dengan Thailand.
Pada kesempatan bertemu dengan Jokowi, Agum menuturkan bahwa dia amat menghormati Menpora dan pemerintah atas keputusan itu, tapi tidak dengan cara membekukan PSSI. “Jadi kami menyarankan kita benahi sepakbola, tapi PSSI harus aktif kembali,” kata Agum.
Agum berpendapat bahwa PSSI harus kembali beroperasi untuk melakukan kegiatan yaitu kompetisi dan pembinaan. Jika pembekuan berlanjut maka yang dirugikan bukan saja pemain tapi juga masyarakat.
Dengan track pengalaman seperti di atas, masukan Agum ke Jokowi bukan sembarang masukan. Agum paham bagaimana mekanisme FIFA, bagaimana dampak regulasi pemerintah Indonesia terhadap dunia olahraga. Agum juga pasti paham, bagaimana kondisi PSSI dan akibat yang ditimbulkan jika kompetisi dihentikan pemerintah. Menurut Agum, jika sanksi dari FIFA tidak dicabut-cabut, maka kondisi sepakbola Indonesia semakin parah.
Semoga pemerintah mendengar nasihat Agum. Semoga saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H