Ini lebih kepada usaha mendengarkan apa yang selama ini menjadi pengalaman hidup. Terlebih pengalaman hidup itu terbawa bahkan berpengaruh besar kepada perjalanan hidup itu sendiri. Ya, pembahasan itu tentang cita-cita sejak kecil.
Ibarat seberkas cahaya pemberi terang, cita-cita membawa perjalanan hidup manusia kepada titik capaiannya. Ungkapan sederhana saat kecil, ingin menjadi ini atau itu kemudian membekas dan terpatri dalam pikiran. Ternyata kesederhanaan ungkapan itu menuntun kepada jalan-jalan tujuan.
Ada apa dengan cita-cita? Bagaimana memberi begitu banyak penerang dan tenaga lebih bagi diri? Menyentuh semua itu, ternyata cita-cita tidak hanya sebatas impian. Sesunguhnya ia adalah fondasi kuat untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Saya berkesempatan berbincang seputar pengalaman memiliki cita-cita hidup, terpatri sejak kecil hingga saat ini memberikan gambaran dan raihan hidup. Bersama Yuliyanti Astuti, sosok guru sekolah dasar di Bandung, mengemukakan bagaimana cita-cita mengaping diri dan motivasi tiada henti.
Yuliyanti Astuti merasakan bagaimana dalam perjalanan hidupnya, cita-cita berperan sebagai pendorong utama, memberikan motivasi dan arah jelas menuju keberhasilan.
Alasan-alasan di bawah ini menunjukan mengapa memiliki cita-cita sejak kecil penting sebagai kekuatan motivasi mencapai sukses di masa depan.
Cita-cita seperti halnya penunjuk arah, dalam kurun waktu terlewati, ia menjadi penentu arah hidup. Jika melangkah kemana arah hidup kita tertuju, cita-cita menjadi kompasnya. Panduan jiwa menuju apa yang ingin tercapai.
Kata lain dari cita-cita, orang biasa menyebutnya dengan visi. Nah, dengan yang jelas itu, seseorang menjadi lebih fokus dan terarah dalam meniti perjalanan hidupnya.
Apalagi jika visi itu terpelihara sejak dini, anak-anak dengan cita-cita terarah lebih memiliki tekad dan semangat tinggi untuk mencapai tujuannya.