Peristiwa politik memilukan, setidaknya pernah melanda Indonesia beberapa tahun silam.
Ada diantaranya, kejadian tersebut yaitu pada perhelatan pemilu tahun 2019. Sejumlah petugas penyelenggara pemilu  di tingkatan bawah meregang nyawa akibat jadwal pemilu padat dan menyita waktu serta tenaga mereka.
Tak ubahnya pula, kelompok-kelompok pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) tertentu, terus berkonflik pasca pemilu dan penetapan capres/cawapres pemenangnya.
Kalangan akar rumput menjadi korban akibat polarisasi dan tekanan kutub-kutub kepentingan politik tersebut. Ini sangat menyedihkan, demokrasi Indonesia dibangun dengan berdarah-darah.
Kilas balik politik kelam, demikian Mandataris Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (DPD GMPK) Jawa Barat, Taufiq. R. Soedradjat berpendapat dan tersampaikan dalam sebuah diskusi bertema "Ancaman Pemilu 2024 dan Jalan Tengah Kebangsaan", bertempat di salah satu cafe di wilayah Panyileukan Kota Bandung, Sabtu, 24 Juni 2023.
Â
Menurut Taufiq R. Soedradjat, catatan hitam bencana politik bangsa Indonesia pada masa pemilu 2019 itu, patut disayangkan terjadi dalam proses pembangunan demokrasi di negara kita.
Peristiwa itu muncul bersama dengan berjalannya proses belajar generasi penerus bangsa. Hari ini mereka tumbuh dewasa dan dipaksa menelan pil pahit politik masa lalu.
"Kehidupan anak-anak bangsa saat ini sudah memahami betul bagaimana peristiwa itu terjadi yaitu, akibat adanya polarisasi kepentingan politik kelompok-kelompok tertentu sehingga berdampak kepada perpecahan di tengah rakyat. Hal ini menjadi pelajaran berharga untuk kita petik, terutama berkaitan dengan kesiapan kita jelang perhelatan politik serupa pada tahun 2024 mendatang," ujar Taufiq. R. Soedradjat.
Menurut Taufiq. R. Soedradjat, dalam  menghadapi pemilu mendatang, sudah sewajarnya kita mengambil pelajaran berharga dari peristiwa lalu.Â
Antisipasi sejak awal harus sudah terpikirkan oleh kita semua. Terutama untuk hal mencegah munculnya kemungkinan terburuk proses politik itu sendiri.Â