Seorang petugas pengepul sampah di Kota Bandung harus meregang nyawa. Penyebabnya, sang petugas pada saat bertugas membersihakan sampah domestik warga, tertusuk tangannya oleh bambu bekas tusuk sate.
Tangan tertusuk tersebut, mengalami infeksi dan tetanus lalu dia meninggal karena sakitnya tidak bisa sembuh.
Pendamping Pengolahan Sampah Domestik dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Tatang Sobarna, menyampaikan pengalaman pahit petugas sampah yang melayani warga, pada kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah domestik warga Kelurahan Mekarmulya bertempat di Taman Lansia RW 03, Sabtu, 10 Juni 2023.
"Saat warga berpikir mudah membuang sampah tanpa mengolahnya, karena menganggap ada petugas pengepul sampah serta mampu  membayar iuran, tidak sedikit prilaku tersebut membahayakan orang lain. Dengan adanya kejadian meninggal tersebut, harapan ke depan tidak ada lagi kejadian serupa. Warga bisa lebih bijak mengolah sampah sejak dari rumah," ujar Tatang Sobarna.
Prilaku sembarang membuang sampah tanpa mengolahnya itu juga, kata Tatang Sobarna, menimbulkan tumpukan sampah semaikin besar.Â
Tentu saja sampah-sampah tersebut menjadi masalah lanjutan bagi lingkungan. Volume sampah semakin membesar, sementara lokasi pembuangan sampah semakin penuh dan sampai tidak terurai.
"Warga sudah sepatutnya mulai merubah pola pemikiran mengolah sampah sejak dari rumah. Sampah dengan pengolahan baik, sebetulnya bisa menghasilkan nilai ekonomi tinggi serta memberikan keuntungan secara finansial," kata Tatang Sobarna.
Sampah domestik, kata Tatang Sobarna, menjadi sumber kompos dan pupuk tanaman secara cuma-cuma. Bahkan, nilai ekonomi dari sumber sampah organik, potensial menjadi pakan magot atau media tanam. Begitu juga dengan sampah anorganik. Pada saat sampah sudah terkondisikan seperti ini, sangat mungkin warga memiliki untung finansial.
Kegiatan sosialisasi dan praktek pengolahan sampah, dikuti warga serta sejumlah elemen organisasi seperti Pemerintah Kelurahan Mekarmulya, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Mekarmulya, Tim Penggeral PKK Kelurahan Mekarmulya, Pusat Pelayanan Pemberdayaan Perempuan (Puspel PP) Ceria Kelurahan Mekarmulya dan Pengurus RW 03 Kelurahan Mekarmulya.
Dalam pertemuan akhir pekan tersebut, warga sangat antusias mengikutinya. Proses dialog dan praktek terus berkembang menjadi bentuk kreativitas unik dan semangat mengelola sampah. Kegiatan positif ini mampu mengurangi dampak bencana sosial karena sampah.