Perlawanan kepada kolonialisasi diawali oleh pertentangan nilai, diusung kaum ploretariat yang timbul dari akar masalah kapitalisme itu sendiri dan pada masa-masa berikutnya melahirkan paham sosialisme Barat.
Penyikapan kepada sebuah peristiwa pembumihangusan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang ditenggarai sebagai bagian dari produk atau sayap kebijakan Partai Komunis Indonesia (PKI), yaitu bahwa hal tersebut sebagai peristiwa politik murni pada masa pertentangan nilai-nilai ideologi politik Barat yang menjalar hingga ke Indonesia.
Corak berkebudayaan yang diusung Lekra tercampuri urusan politik ala komunisme.
Dalam prakteknya, perwajahan berkesenian oleh Lekra memang mengusung seni budaya yang berkembang di Indonesia. Tetapi sayangnya, dari perwajahan yang tampak itu, tidak sepenuhnya mencerminkan sikap dan pandangan mengenai nilai-nilai keluhuran budaya Indonesia.
Bangsa Indonesia sangat konsisten dalam hal menjaga keutuhan nilai budayanya sendiri.
Dasar berpikir saya mengambil dari konsistensi sikap yang diperjuangkan Suakrno berkaitan dengan originalitas budaya bangsanya.
Bung Karno menggali banyak ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan ideologi dan politik yang mendunia sebagai referensi menelisuri dasar terjadinya kolonialisasi.
Ternyata, dari pendekatan memahami tentang keilmuan, kolonialisasi terjadi akibat munculnya sistem penumpukan modal (kapitalisme).
Perlawanan kepada kolonialisasi diawali oleh pertentangan nilai, diusung kaum ploretariat yang timbul dari akar masalah kapitalisme itu sendiri dan pada masa-masa berikutnya melahirkan paham sosialisme Barat.
Sementara itu, akar budaya Indonesia tidak memiliki kaitan dengan adanya pertentangan nilai antara kolonialisme dengan proletariat/sosialisme Barat.
Ideologi dan gagasan dasar politik Bung Karno justru timbul dari realitas budaya di Nusantara yang berkembang jauh sebelum paham-paham politik modern bermunculan.