Ada yang berbeda pagi hari itu, Rabu (14/12/2022) di kawasan Kebun Binatang Bandung.
Sekelompok pemuda mengenakan seragagam loreng hitam orannye, menyusuri jalan menurun kebun binatang menuju sebuah titik lokasi pertemuan.
Sepanjang jalan yang dilalui, berjajar bendera-bendera putih bergambarkan logo sebuah organisasi kepemudaan tingkat Jawa Barat.
Bendera dengan sengaja terpasang khusus pada hari itu karena bertepatan dengan sebuah agenda pelantikan organisasi tingkat Jawa Barat.
Benar saja, pada saat rombongan melintasi kulak-kelok jalan di kebun binatang, lalu tiba di pelataran panggung pementasan, sekelompok pemuda lain tengah berkumpul.
Diantara mereka dominan mengenakan baju kemeja berwarna abu-abu lengkap dengan atribut resmi organisasinya.
Baju abu-abu itu ternyata seragam yang telah dipersiapkan dan dipakai menyambut pelantikan.
Kesegaran udara pagi itu memberi dampak kepada hadirnya keceriaan orang-orang.
Cuaca cerah dan pepohonan rimbun menyertai terdengarnya suara-suara binatang dalam kandang-kandang mereka.
Sebuah spanduk besar terpampang di atas panggung kegiatan.
Tulisan pada spanduk itu menunjukan kepada orang-orang di kebun binatang bahwa pada hari tersebut akan dilaksanakan pelantikan organisasi bernama Badan Pemuda dan Olah Raga Jawa Barat (Bapora Jabar).
Perlu diketahui, Bapora sebagai sebuah organisasi badan di bawah naungan Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Jawa Barat dengan bidang garapannya yang khusus.
Tidak lama berselang, setelah rombongan baju loreng hitam oranye tiba di pelataran panggung utama, prosesi pelantikan pun dimulai.
Bapora Jabar resmi dilantik pada hari itu. Pelantikan langsung dilakukan oleh ketua MPW PP Jabar, Bung Dian Rahadian.
Disaksikan para undangan, tamu-tamu kehormatan, unsur pemerintah serta tokoh masyarakat.
Dilantik, Bung Donny Dwi Setia sebagai Ketua beserta jajarannya untuk satu masa bakti kepengurusan.
Dalam pelaksanaan pelantikan itu, ada sesuatu menarik perhatian terutama saat membaca tema acara dan pelaksanaan kegiatan pelantikan organisasi mengambil latar tema "Kembali ke Alam" atau "Back to Nature" dan tentunya adalah kebun binatang yang menjadi lokasi kegiatan acara.
Menurut keterangan Ketua Panitia Pelaksana acara pada hari itu, Renaldy, tema sengaja dibuat dalam bentuk berbeda karena pihaknya ingin kembali mengusung tema alam menjadi bagian dari keseharian aktivitas pemuda.
Kebun Binatang Bandung sebagai daerah konservasi alam di dalam kota mesti lebih banyak lagi diperkenalkan kepada pemuda dan secara umum kepada publik.
Setelah banyak berbenah dan hadir dengan tampilan barunya, Kebun Binatang Bandung ini semakin kuat memosisikan keberadaanya sebagai aset berharga warga Kota Bandung untuk menyanggah lestarinya paru-paru kota.
Kebun binatang menjadi inspirasi bagaimana suatu kekayaan cagar alam senantiasa harus terpelihara.
Inspirasi ini ingin ditularkan Bapora kepada khalayak umum melalui slogan kembali ke alam itu tadi.
Sinergi alam dan kehidupan mahluk disekitarnya, menumbuhkan harapan tumbuhnya suasana harmoni.
Dalam keadaan penuh  kesadaran, sinergi alam dan spririt kepemudaan ini dapat menjadi bekal pegangan mencipta pembaharuan dalam kerangka keseimbangan lingkungan.
Peradaban Luhur
Kota Bandung dalam usianya yang ke 212 tahun, terkenal memiliki sejumlah koleksi unggul kota sekaligus koleksi tersebut menandai luhurnya tingkat peradaban kota sejak masa lalu.
Koleksi-koleksi itu meliputi kebun binatang, perpustakaan dan arsitektur bangunan kotanya.
Mengenai kebun binatang, ikon kota itu sudah ada di Bandung ada sejak lama. Dipusatkan di sebuah lokasi strategis konservasi alam dengan luas lahan mencapai 14 Hektar.
Dibangun pada 12 April 1933 dan disahkan oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda dengan nama "Bandoengsche Zoologisch Park" pimpinan Hogland, Kepala Bank DENNIS atau BJB sekarang.
Lembaga keuangan tersebut secara finansial memang kuat serta sanggup mengelola taman hewan.
Berselang masa berikutnya, disertai dengan perubahan politik dan masa kependudukan bangsa asing lainnya di Bandung, yaitu Jepang, tahun 1942, pengelolaan kebun binatang berpindah kepada kaum pribumi dengan salah seorang tokohnya bernama, Ema Bratakoesoema yang diteruskan oleh keturunan-keturunannya hingga kini.
Kebun Binatang kini disebut juga Bandung Zoo. Laman https://www.bandung-zoo.com/home menuliskan, mereka memiliki koleksi satwa lebih dari 800 individu dari kelas mamalia, aves, reptil & ikan.
Kebun Binatang Bandung sudah sejak lama menjadi tujuan wisata favorit warga Bandung  dan Jawa Barat.
Selain berfungsi untuk tempat rekreasi, lengkapnya koleksi satwa Kebun Binatang Bandung, juga menjadi lokasi pendidikan dan penelitian.
Berdasarkan keterangan di atas tadi, jelas bahwa mengapa kebun binatang masuk sebagai salah satu ikon peradaban luhur suatu kota, jawabannya karena kebun binatang mampu membuka ruang rekreasi, berkreasi dan pengembangan ilmu pengetahuan yang penting bagi manusia.
Bapora Jabar menyatukan berbagai pemahaman dasar peradaban dan juga kepeduliannya kepada lingkungan, melalui satu kemasan kegiatan pelantikan yang out of the box.
Beregenerasi dan penyadaran secara berkesinambungan bagi anak-anak bangsa lebih penting kiranya untuk dilakukan dibanding penyelenggaraan acara-acara berbalut seremonial yang minim makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H