Jadi, isi hati atau pesan yang tidak terucap langsung kepadanya, terwakili siaran radio.
Dengan ciri khas audionya, radio selalu mendapat tempat di hati pendengarnya. Selain sebagai saluran informasi, radio memberi kesempatan kepada banyak orang untuk menjadi teman beraktivitas.
Saat siaran berbasis FM (Frequensi Modulation), pada awal 1990an mulai dapat diakses, siaran radio terasa semakin hidup.
Jumlah stasiun yang mengudara saat itu semakin banyak. Beberapa stasiun radio yang semula eksis di jalur AM (Amplitudo Modulation) beranjak pindah ke jalur FM.
Kepindahan mereka ada yang tetap dengan program-program andalannya, tetapi ada juga yang merombak total program karena menyesuaikan dengan keinginan pendengar juga segmentasi yang mereka tetapkan.
Penentuan pendengar secara segmentasi itu biasanya beriringan dengan hadirnya sponsor atau pemasang iklan utama yang produknya memang hanya ditujukan atau dipromosikan kepada kalangan khusus.
Namun tidak sedikit radio yang bertahan dengan segmentasi pendengar sejak awal berdiri dan pencarian sponsor pun menyesuaikan dengan segmentasi pendengar yang ada.
Persaingan stasiun radio saat mulai berpindah ke jalur FM, semakin terasa dari hari ke hari.
Hal ini bisa kita simak dalam program-program radio yang dibawakan baik secara on air atau pun off air.
Program on air mengudara setiap hari. Sementara kegiatan off air itu, saya dapat dengan mudah menemukan gelaran acaranya pada setiap bulan bahkan minggu dari berbagai radio yang ada.
Acara off air dapat berupa jumpa fans artis, kopi darat bersama penyiar, gelaran olah raga publik, pentas musik band atau event-event pelajar yang menghebohkan.