Keberhasilan kepemimpinan di daerah semacam gubernur, mutlak mendapat uluran tangan sejumlah orang. Diantaranya tentu saja adalah relawan. Setelah sukses dengan perannya sebagai  pasukan garda depan memenangkan pemilihan pemimpin, tentunya ada kerja-kerja lanjutan relawan dalam mendukung kepemimpinan agar berjalan baik.
Disninilah tantangan tersendiri kelompok relawan. Disela-sela ketatnya berbagai peraturan normatif tentang pengaturan kinerja gubernur serta selektifnya pelibatan orang-orang yang ditempatkan dalam jajaran kerja kepemimpinan, menuntut kelompok relawan tampil dinamis dan memperhatikan profesionalisme kemitraan.
Tidak jarang ujung kerja relawan pasca pengusungan, terhenti dan kandas dalam pusaran penerapan kinerja aparatur pendamping gubernur karena kurang piawainya relawan memosisikan diri sebagai orang yang juga dapat dipercaya diluar jajaran struktur formal yang melekat bersama jabatan kegubernuran.
Untuk antisipasi hal itu, usai kerja pengusungan, kelompok relawan seyogiannya bekerja lebih keras dan kritis bersikap karena tanggung jawabnya menjaga alur peran kepemimpinan agar terpelihara dalam rel kebijakan yang tepat.
Demikian halnya, pada realitas politik kepemimpinan di Jawa Barat (Jabar), adalah Gubernur Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum kemudian disebut Kang Emil dan Kang Uu. Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur ini meraih kemenangan dalam Pemilu Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) 2018 lalu.
Keberhasilan Kang Emil dan Kang Uu meraih kursi orang nomor satu dan dua di Jabar, tidak lepas dari adanya peran "Relawan Jabar Juara". Kelompok ini terbilang solid dan loyal kepada pemimpin yang telah meraka usung dari awal hingga kepemimpinan berjalan empat tahun pada saat ini.
Kesetiaan menjadi modal utama relawan terutama saat mengawal bergulirnya program-program pemerintah yang sedang diemban hingga mencapai hasil yang diharapkan. Kerja-kerja untuk rakyat melalui rumusan pemikiran dan ide-ide cerdasnya yang diwujudkan secara bersama-sama. Relawan bersama gubernur bukan semata hanya menempel sebagai orang dekat saja, namun menunjukan bagaimana representatif kehadiran rakyat secara luas dapat dibuktikan. Â
Kedekatan Relawan Jabar Juara dengan Kang Emil, dalam sebuah keterangan, merupakan sesuatu yang terbangun berawal dari mimpi yang sama, berjuang bersama untuk cita-cita yang juga ingin diraih bersama.Â
"Awahing ku deukeut, deuheus, jeung deudeuh", menjadi kalimat yang menggambarkan bagaimana relawan membangun komitmen karena alasan kedekatan, keinginan mengabdi dan memupuk rasa kasih sayang kepada daerah dan pemimpinnya.
Kalimat sakti "Awahing ku deukeut, deuheus, jeung deudeuh", mengikat secara permanen keberadan relawan dengan pemimpinnya dan semua itu ditunjukan oleh adanya bentuk-bentuk kesetiaan setidaknya pada kurun waktu empat tahun masa kepemimpian berjalan di Jawa Barat.