Tim Baguna Jabar cukup paham akan hal ini, apalagi keberangkatan lima orang tim ke Baleendah kali ini bersama dengan bekal keahlian yang mereka miliki, hasil dari berbagai macam pengalaman dan juga pelatihan khusus kebencanaan.
Fogging Baguna kali ini bukan karena terdapat endemik DBD tetapi lebih kepada usaha preventif pasca hujan deras yang melanda Baleendah.Â
Baguna Jabar bergerak atas dasar kerelawan dan bakti gotong royong organisasi kepada warga. Konsentrasi kepada penangan kebencanaan, tidak lepas dari pengamatan Baguna terhadap kondisi yang ada di sekitar bandung khusunya, dan Jawa Barat pada umumnya
Bandung termasuk daerah rawan bencana. Keadaan alam kota berjuluk parahyangan ini terdiri dari pegunungan dan terdapat badan-badan sungai besar di dalamnya. Potensi bencana yang bakal timbul diprediksi mulai dari gempa bumi, banjir, tanah longsor, angin ribut/putting beliung, kebakaran dan juga kekeringan.
Keadaan alam menuntut warga Bandung memiliki kewaspadaan tinggi terhadap bencana. Keterbatasan daya dan kemampuan pemerintah setempat, membutuhkan adanya partisipasi banyak pihak termasuk kelompok peduli bencana agar ambil bagian dalam upaya penanggulangan bencana.Â
Warga secara berkala dapat dilatih soal penanganan kebencanaan. Hal terkecil misalnya melakukan sosialisasi pentinnya memahami dan memiliki tas siaga bencana (TSB).
Apa saja isi TSB, kelompok-kelompok penanngunalang bencana memiliki tips sendiri dan saran pemenuhan kebutuhannya. TSB pun menunjukan adanya upaya kesiapan dini bencana, sehingga usaha preventif ini akan mengurangi resiko bencana apabila hal itu terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H