Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jalan Evaluasi PSSI dan Pembenahan Jangka Pendek

14 Oktober 2022   21:39 Diperbarui: 15 Oktober 2022   18:30 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pencinta sepak bola melakukan tabur bunga, menyalakan 1.000 lilin, dan berdoa bersama untk menghormati kawan-kawan Aremania yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan di pintu masuk Asia Afrika, Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (2/10/2022) malam. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Gas air mata akhirnya ditembakan di stadion. Kepanikan mendorong massa lain terutama yang berada di tribun untuk turun. Namun upaya meraka merangsek dari tempat duduk, berusaha dihalangi petugas. Caranya, ya, dicegah dengan gas air mata ke arah tribun.

Massa pun terbelah, ada yang menyerang petugas dan ada juga yang ketakutan. Kelompok yang ingin turun dari tribun dan sesegera mungkin keluar stadion namun terhambat di pintu keluar. Pintu stadion itu biasanya dijaga oleh pengelola stadion (juru kunci) karena klub di Indonesia tidak ada yang ikut mengelola stadion.

Saat kejadian kerusuhan, permainan sebetulnya sudah usai. Dalam aturan, biasanya, lima belas menit sebelum pertandingan usai, pintu keluar penonton itu harus sudah terbuka. Tetapi, saat itu mengapa masih tertutup? Ini peristiwa yang tidak biasa. Ini semacam sebuah kelalaian pemegang kunci.

Sepertinya petugas pemegang kunci tidak di lokasi menjelang usai pertandingan. Waktu terjadi kerusuhan, mereka terhalang kembali karena massa sudah berdesak-desakan di pintu. Keterlambatan membuka pintu menyebabkan massa menumpuk dan timbulah korban.

Mengenai aturan atau norma pengamanan, memang benar bahwa FIFA melarang penggunaan senjata api dan gas air mata. Bukan itu saja, pengamanan dengan mengerahkan kepolisian dan tentara pun tidak dibenarkan.

FIFA mengatur, pengamanan di dalam stadion itu adalah Steward. Pengamanan sipil. Tetapi sebenarnya FIFA pun sudah paham, di banyak negara dunia, pengamanan demikian tidak efektif. 

Misalnya di Indonesia, apa yang terjadi jika pengamanan orang sipil semua? Akan lebih banyak korban yang akan jatuh di setiap pertandingan.

Selain itu, izin pertandingan akan diterbitkan Polri dengan catatan pengamanan dilakukan maksimal, yakni dikoordinasi oleh Polri sendiri. 

Pertandingan tidak akan diijinkan tanpa pengamanan. Juga penonton sepakbola di Indonesia masih belum cukup dewasa dalam bersikap. Apapun yang terjadi, tim yang dibela harus menang.

Fasilitas pendukung sepak bola, menjadi bagian yang meski mendapat perhatian pula. Stadion diantaranya. Stadion di Indonesia hampir seluruhnya tidak memenuhi syarat. 

Pasca tragedi Kanjuruhan, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, memerintahakan kepada petugas terkait agar stadion tempat penyelenggaraan turnamen liga di audit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun