Ingat dengan lagu populer pada tahun 1980-an, sempat dinyanyikan oleh Ari Wibowo bersama grup band Bill and Brod dengan judul lagunya yaitu Singkong dan Keju.
Dua jenis makanan dalam lagu kelompok musik ini, secara metafora menggambarkan kondisi percintaan dan sosial antara si miskin dan si kaya.
Metafora menurut https://id.m.wikipedia.org/wiki/Metafora, Â adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Metafora adalah majas yang mengungkapkan sesuatu secara langsung berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dan lain-lain.
Singkong itu menggambarkan kemiskinan sementara keju menunjukan seseorang dalam kehidupan kaya.
Singkong dan keju, dalam sudut pandang gaya hidup, menghasilkan kelas-kelas sosial yang berjarak cukup jauh sehingga keduanya akan sulit dipersatukan.
Orang-orang yang  berkeinginan mengejar kelas atas yang mapan atau "berkeberadaan", akan menghadirkan keju sebagai simbol pencapaiannya.
Nasib singkong akhirnya ditinggalkan karena simbol ini hadir menjadi simbol kelas bawah yang citranya ingin dihindari para pemuja kelas atas.
Meski awalnya lagu Singkong dan Keju menjelma metafora yang berkorelasi kepada kehidupan sosial serta citra yang ingin diraih dalam pemuasan gaya hidup dan ciri kelas sosial tertentu, namun akhirnya gaya bahasa metafora itu memengaruhi kepada pola konsumsi masyarakat.
Kelas keju dan kelas singkong, kemudian melahirkan banyak turunan jenis-janis makanan atau minuman lain. Varian rasanya pun berbeda-beda dan masing-masing masih tetap memperlihatkan ciri-ciri khas kelasnya.
Varian makanan dalam kelas keju, selalu digolongkan ke dalam golongan makanan mahal, konsumsi orang-orang berduit hingga penyajiannya dalam  kemasan mewah dan ruang-ruang terpandang.