Penampilan berbusana seseorang menunjukan seperti apa kepribadian yang ia miliki dalam sebuah kehidupan bermasyarakat.
Sama halnya bersepatu. Jenis alas kaki ini pun, pada saat dikenakan seseorang, dapat menunjuk seperti apa gaya hidup yang sedang ia hadirkan.
Banyak cerita unik ditengah publik yang lahir dari sepatu. Entah itu kemudian menjadi cerita pencitraan, trend mode, selera, kelas sosial hingga cara pandang terhadap suatu ideologi tertentu.
Tokoh-tokoh Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu Soekarno dan Muhammad Hatta, adalah sosok-sosok yang kental dengan polemik mengenai sepatu dalam masa-masa perjuangannya.
Rima Melati, soerang peragawati dan sutradara yang pernah melampaui hidup masa mudanya bersama Soekarno, kerap mendapati Bapak Bangsa ini mengenakan sepatu bolong.
Sepatu bolong itu identik dengan sepatu yang sudah rusak atau Orang Sunda suka menyebutnya "sapatu butut".
Apakah kemudian sepatu butut itu layak dipakai oleh seseorang? Jawaban untuk pertanyaan ini akan sangat kompleks apalagi menyangkut sepatu yang dikenakan seorang publik figur.
Seorang presiden bersepatu bolong, apa ini suatu sikap kesederhanaan atau ada tujuan lain untuk menggambarkan suatu kondisi tertentu pada saat itu menyangkut ideologi yang dianutnya atau apapun itu.
Sepatu cermin diri. Dalam trend gaya hidup, wacana sepatu  bisa dibangun bermacam-macam termasuk yang tersiratkan dari kepribadian Bung Karno yang sudah luas diketahui publik.
Tak Terbeli
Keinginan memiliki  barang merek tertentu, kerap hadir dalam benak seseorang.