Pakar-pakar terdahulu menyebutkan bahwa  literasi penting untuk menunjang dasar sikap manusia dalam kehidupan. Mengawali berliterasi itu adalah dengan membaca dan menulis. Upaya sadar jika literasi akan membuka keluasan cakrawala berpikir manusia sehingga manusia akan mampu memandu prilakunya di bumi.
Apa iya berliterasi itu membaca dan menulis? Dari asal katanya, literasi yaitu dari bahasa Latin "literatus", yang berarti orang yang belajar. Proses belajar dalam literasi ini berkaitan dengan aktivitas membaca dan menulis.
Seiring berkembangnya pengetahuan, para ahli memasukan  pemahaman-pemahaman literasi ke dalam aspek-aspek kehidupan lainnya sehingga "akulturasi" terjadi dan tumbuh.
Setelah akrab dengan pendekatan baca tulisnya, kini berliterasi pun menjelma bersama hadirnya kemajuan digital, finansial, numerik, sain, serta  budaya dan kewargaan.
Suatu pengertian yang didapat dari uraian di atas bahwa berangkat dari pengertian dasar lalu terjadi perimbangan oleh laju unggul keilmuan, menunjukan bahwa literasi begitu dinamis.
Corak pengertiannya semakin beragam takkala semua hal itu bersentuhan dengan praktek-praktek sosiologis dan akademis.
Begitu vital dan pentingnya literasi dalam kehidupan, dinilai telah mampu menggugah banyak pihak untuk selalu mendekatkan pemahaman literasi  dengan keseharian manusia.
Entah itu prosesnya melalui kebijakan oleh para decision maker, penyediaan fasilitas oleh pelaksana utama kebijakan seperti  pemerintah, upaya-upaya pengadaan sarana oleh pihak swasta, giat kerelawanan kelompok masyarakat tertentu hingga usaha individu-individu yang peduli dan seterusnya.
Jika dirunut satu persatu, akan ada banyak pihak yang bisa menunjukan bahwa dirinya peduli dengan literasi, peka terhadap pentingnya kualitas membaca masyarakat hingga praktek-praktek baik yang ditunjukan atau dikemas sehingga mampu membentuk gambaran ideal bagaimana seharusnya kita berliterasi.
Stakeholder pengembangan literasi di Kota Bandung misalnya, menelurkan suatu kreasi bagaimana literasi bisa membumi.