Belanda merupakan negara multikultural, khususnya di wilayah Amsterdam yang terdiri lebih dari 180 kebangsaan orang yang tinggal dan menetap. Dengan begitu berarti ada banyak keberagaman kuliner juga di kota Amsterdam.
Di kota Amsterdam kita dapat dengan mudah mendapatkan kuliner sesuai citarasa bangsa yang kita inginkan.
Belum lagi kota Amsterdam yang menjadi tujuan favorit para turis. Penduduk di dalam kotanya hanyalah di atas 800 ribuan saja dan dikunjungi oleh turis dari berbagai penjuru dunia yang sampai pada 5 jutaan pengunjung setiap tahunnya. Jadi bisa dibayangkan jenis restaurant yang tersedia demi memfasilitasi kedatangan para turis.
Karena menjadi tujuan turis, kuliner populer yang mudah didapat di kota Amsterdam khususnya diantaranya adalah kuliner Itali, Spanyol, Yunani, Argentina, Brazil, Turki, Maroko dan beberapa dari Afrika, China, Jepang, Thailand, Suriname dan tentu saja dari Indonesia.
Saking banyaknya pilihan kuliner, menjadikan kuliner asli negeri Belanda lebih sulit didapat, khususnya yang asli-asli. Kuliner Belanda hanya disajikan oleh mereka yang sudah opa oma ataupun mereka yang tinggal daerah atau jauh dari kota saja.
Bahkan presenter wisata kuliner terkenal Anthony Bourdain waktu mengunjungi Amsterdam sebagai bagian program televisinya. Kuliner yang menjadi pilihan diantarannya adalah dari Restaurant Indonesia dan tidak banyak membahas kuliner asli, hanya pannenkoek saja.
Mendapatkan rumah makan atau restaurant Indonesia khususnya di daerah yang banyak orang Indonesia ataupun indonya seperti di daerah sekitaran Den Hag dan kota Amsterdam sangatlah mudah. Kalau mau diperbandingkan secara hiperbola sama saja seperti mudahnya mendapatkan warung makan Padang atau warteg di Indonesia.
Itu belum ditambahkan lagi jenis rumah makan yang mempunyai akar kuliner yang sama dengan Indonesia, yaitu kuliner Suriname (Untuk yang jenis ini malahan identik disebut 'warung'). Baca tentang artikel kuliner Suriname dari saya disini. Beberapa rumah makanpun berani menawarkan menu khas sesuai daerah di Indonesia, sepengetahuan saya ada yang khas Jawa, Bali, Sulawesi dan juga Padang.
Secara umum jenis rumah makan Indonesia terbagi dengan dua model. Pertama adalah model bungkus. Biasanya model seperti ini tidak banyak menyediakan kursi meja untuk menikmati hidangan di lokasi. Kebanyakan pengunjung membawa pulang hidangannya, di dalam bahasa Belanda disebut afhaalen.