Mohon tunggu...
Teguh Hartanto
Teguh Hartanto Mohon Tunggu... Buruh -

Enjoi https://teguhhartanto.net/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pengalaman Menyekolahkan Anak di Belanda

29 Juni 2018   15:08 Diperbarui: 30 Juni 2018   01:40 3067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolahan di Amsterdam, dokpri.

Sebentar lagi di Indonesia akan memasuki tahun ajaran baru bagi anak-anak yang bersekolah. Begitu juga di Belanda, memasuki musim panas pada tanggal 21 Juni berarti juga akan memasuki libur panjang dan setelah itu ajaran barupun dimulai. Okei disini saya akan berbagi pengalaman tentang menyekolahkan anak di Belanda, untuk anak baru khususnya.

Anak di Belanda memulai sekolah secara formal dimulai ketika menginjak umur 4 tahun. Khusus untuk yang mau memulai sekolah tidak perlu untuk menunggu tahun ajaran baru, ketika anak sudah menginjak umur 4 tahun kapanpun, dia bisa langsung masuk sekolah yang sudah direncanakan.

Untuk kelompok anak yang baru masuk disebut grup anak 1 dan biasanya digabungkan dengan grup 2, baru setelah tahun ajaran baru dapat didistribusikan untuk kemungkinan masuk grup 3. Untuk sekolah dasar setahu saya akan sampai pada grup 8.

Mencari tempat sekolah yang ideal mempunyai tantangan tersendiri. Para orang tua biasanya coba mencari tahu, mungkin dari pengalaman orang tua lainnya dan bisa juga mendatangi sekolah yang bersangkutan untuk mencari tahu tentang kelebihan dan keistimewaan sekolahan yang bersangkutan. 

Sekolah biasanya akan membuka semacam open house disaat sebelum tahun ajaran baru dimulai, ataupun bisa membuat janji kapanpun dengan sekolah yang bersangkutan untuk tanya jawab. Bisa juga berdasarkan dimana teman-teman sang anak bermain dan yang sudah kenal bersekolah.

Suasana acara tahunan sekolah, dokpri
Suasana acara tahunan sekolah, dokpri
Biasanya karena mayoritas masyarakat Belanda menyukai akan perencanaan yang matang, ketika anak masih dalam kandungan pun mereka sudah sibuk untuk mencari dan menentukan sekolah mana yang sesuai.

Setelah orang tua (mungkin sang anak) menentukan sekolah yang dikehendaki, biasanya membuat daftar urutan prioritas pertama sampai ketiga, mengisinya dalam formulir tentang memulai sekolah bagi anak dan dikirimkan ke dinas pendidikan. Lalu melalui dinas pendidikan akan diputuskan dimana anak akan bersekolah. Biasanya tidak menjadi keputusan final, misal sang anak tidak cocok dengan lingkungannya, masih bisa negolah.

Paling utama pemilihan sekolah bisa berdasarkan letak tempat tinggal dan sekolah, tentu akan lebih mudah bagi orang tua untuk mengantar dan menjemput anak bersekolah. Bagi orang tua yang memiliki lebih dari satu anak, otomatis anak berikutnya akan pasti masuk ke sekolah kakaknya. Jadi ya nggak bakal ribet urusan antar jemput.

Sekolah disini tidak ada pengelompokan sekolah negeri dan swasta, setahu saya semua sama saja. Yang paling menggembirakan bagi para orang tua adalah hampir tidak adanya biaya untuk sekolah, baik seperti uang pangkal ataupun buku, semua disubsidi negara. Biaya yang perlu dikeluarkan tidak lebih dari 100 euro pertahun, itupun biaya untuk perkumpulan ataupun semacam acara tahunan saja.

Jam mulai sekolah dimulai pada pukul 8.30, istirahat makan siang pukul 12, biasanya orang tua akan menjemput anak untuk makan siang lalu kembali sekolah pukul 1 dilanjutkan sampai selesai pukul 3 sore. Diantara waktu pagi sampai istirahat siang, biasanya diselingi istirahat untuk makan ringan, biasanya anak sudah dibekali dengan buah-buahan.

Suasana menjemput anak pulang sekolah, dokpri.
Suasana menjemput anak pulang sekolah, dokpri.
Jika orang tua tidak punya waktu untuk makan siang, bisa membayar sekitar 2,5 euro untuk jasa mengawal makan di sekolah. Disini orang tua sudah menyiapkan bekal makan siang sang anak. Jasa yang dibayar hanya untuk memastikan si anak makan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun