Salah satu syarat untuk bisa survive di Belanda adalah memiliki skill untuk menambal ban sepeda. Kalau Anda berkeluarga dan mempunyai anak, inilah salah satu skill yang wajib diturunkan pada anak, tidak peduli gender, baik laki-laki ataupun perempuan minimal harus mengetahui teknik yang benar untuk tambal ban.
Ya ban bocor adalah musuh terbesar dari sang raja jalanan (baca tulisan di sini), karena jika sepeda merupakan alat transportasi vital bagi yang menggunakannnya, sangat menjengkelkan kalau mendapatkan ban bocor.Â
Biasanya paling umum karena ban luar dan dalam sudah dimakan usia atau juga disebabkan oleh pecahan kaca dari botol di jalanan, terutama di wilayah turis, karena banyak turis yang mabuk berlebihan dan berekpresi buruk. Oleh karena itu jika melewati kawasan turis, mata harus benar-benar awas untuk melihat jalanan.
Tidak seperti di Indonesia yang dengan mudah dapat ditemukan tambal ban di manapun berada, juga harga untuk jasa tambal yang murah meriah. Di Belanda tidak mudah menemukan tempat tambal ban, kalaupun ada harga yang harus dibayarkan untuk satu lobang bisa dimulai sekitar 10 EUR.
Kita juga bisa memanggil jasa tambal ban kalau diperlukan, biasanya tukang tambal akan datang menggunakan bakfiets yang sudah siap dengan seluruh peralatan, selain tambal ban juga siap untuk reparasi. Tetapi biasanya masyarakat akan memanggil jasa reparasi dikarenakan tidak ada waktu sama sekali ataupun bisa juga malas. Karena kembali lagi, pemborosan bagi orang Belanda asli adalah haram hukumnya.
Hema juga merupakan identitas dari Belanda karena barang yang dijualnya, ulasan tentang supermarket nanti akan dibuatkan tulisan khusus.
Cara untuk menambal pun sebenarnya cukup praktis, tidak seperti di Indonesia yang butuh pemanas. Untuk menambal ban di sini instan saja, cukup ditempel plester tambal bannya dengan lem dan selesai. Akan tetapi tentu dibutuhkan pengalaman untuk mendapatkan hasil yang baik, dengan latihan terus menerus diyakini hasil tambal ban akan sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H