Beberapa sumber dari artikel psikologi mengatakan bahwa manusia menciptakan rata-rata sekitar 35.000 keputusan setiap hari, entah itu benar atau tidak saya tidak terlalu mencemaskannya, lagi pula siapa yang mau menghitung keputusan yang mereka buat per hari, per jam ataupun per detik, itu hanya kalkulasi matematis yang tidak konstan saja.
Bagi saya yang terpenting adalah pertanyaan, pertanyaan itu adalah "Mengapa", ya "Mengapa", begitu pengejaannya. kata "Mengapa" menurut saya lebih penting dari pada mengetahui berapa jumlah keputusan per hari yang kita buat, "Mengapa" menjadi sangat eksklusif mengingat jarangnya saya menggunakannya ketika membuat keputusan, yang sering kali auto pilot saja.
Kata "Mengapa" sebenarnya landasan yang sangat penting untuk digunakan dalam membuat keputusan apa pun itu dalam hidup, namun sering kali justru tidak digunakan, setelah saya pikirkan ternyata alasannya adalah kita malas untuk berpikir terlalu lama untuk keputusan yang kita buat karena itu melelahkan dan harus melakukan pekerjaan seperti membaca untuk mengumpulkan data atau metode analisis dalam kita berpikir sehingga menghasilkan tindakan yang rasional.
"Mengapa" juga menjadi sangat penting dalam upaya menciptakan strategi, atau menjawab persoalan-persoalan fundamental dalam hidup, saya baru sadar kemanfaatan kata "Mengapa" ini setelah membaca buku tulisan Ricardo Semler seorang mantan CEO perusahaan asal brasil SEMCO yang berjudul "Revolusi Bisnis Abad ke-21".
Ricardo Semler membuat pikiran saya terbuka tentang pentingnya efesiensi keputusan yang kita buat yang mungkin bisa berasal lewat kata "Mengapa"
Seperti "Mengapa saya bekerja?", "Mengapa saya dilahirkan?", "Mengapa saya hidup?", "Mengapa saya harus melakukan kegiatan saya ini?", "Mengapa saya harus menulis, ngobrol, berbicara?", "Mengapa saya harus memiliki teman?", "Mengapa saya harus berinvestasi?", Why?
Simon Sinek penulis buku pengembangan diri yang terkenal itu juga pernah membahasnya cukup komprehensif lewat buku yang berjudul "Start With Why"
Saya tersadar selama ini saya kurang berpikir dan menggunakan kata "Mengapa" dalam setiap pengambilan keputusan dalam hidup, padahal itu sangat penting.
Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H