Kebebasan pikiran tidak dapat didefinisikan karna kalau didefinisakan dia jadi tidak bebas, maka batallah definisi nya sendiri, dia imajiner, abstrak, dan mengawang, namun awangan itulah yang memagarinya dari kerusakan korosif yang akan diakibatkan jika didefinisi. Karena definisi harus teratur, tidak boleh keluar dari pakem, sementara interpretasi setiap kepala akan berbeda-beda, maka jika dipagari dengan definisi batallah kebebasannya.
Apakah semua harus ada definisi konkrit?, saya kira tidak juga.
Kebenaran akan ditentukan oleh satu pihak jika definisi diterbitkan, lantas bagaimana kebenaran itu sendiri di uji kepada orang yang bahkan tidak bisa mengakses definisi, seperti orang dipedalaman yang belum belajar baca tulis, tentu tidak fair.
Bebas tidak memiliki arti dia bebas menjadi bentuk imajiner apapun sesuai interpretasi masing-masing manusia. Bagi saya itu hakikat kebebasan.Â
Oleh karena itu demokarasi sepertinya tidak akan pernah sempurna, karena kalau sempurna dia tidak demokrasi lagi. Dia harus selalu bebas, mengawang, mengawang bukan berarti tidak jelas, namun dia bebas terbang kemana saja, kemana isi kepala, terbang kemana interpretasi yang membawanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H