Jika bercerita dengan teman, senior ataupun orang tua yang sudah menikah, seringkali saya mendengar pernyataan bahwa menikah itu mahal, saya pikir apa karena hal ini ya jadi banyak orang yang belum menikah sampai sekarang.
Saya pun sharing dan cerita kepada senior-senior dan teman-teman se pekerjaan saya yang sudah menikah, rata-rata dari mereka memang mengatakan bahwa biaya menikah itu mahal dan mengeluhkanya.
Saya tanya sama teman saya, "bre, emang nya kau kemarin nikah abis berapa bre?", kemudian si bre pun menjawab "dalam lah bre, 80 jt ada bre kurasa.", mendengar jawaban si bre saya pun berpikir dalam hati "gila, mahal juga ya", btw teman saya si bre ini baru menikah sekitar bulan 2 yang lalu kalau saya tidak salah dan menikah dengan adat jawa.
Karena saya sendiri merupakan suku batak, jadi saya bertanya kepada senior saya, teman-teman yang batak juga, saya katakan begini "bang, kemarin abang nikah habis berapa bang?", kemudian senior saya tersebut menjawab "wah, dalam lah. sekitar 120 juta kayak nya kemarin abang.", "wah kok bisa semahal itu bang?" tanya ku lanjut, "ya kita kan bayar uang sinamot, gedung, katering, adat dan lain-lain lah, banyak lah pokoknya.", begitulah jawab senior saya yang menikah dengan adat batak.
Saya pun berpikir "apa memang harus semahal itu ya?", "apakah tidak bisa lebih murah?".Â
Kalau di adat batak saya kira memang biaya menikah itu mahal, mungkin juga di adat-adat yang lain. Tapi yang mau saya coba persoalkan disini adalah, "apa memang harus semahal itu dan kenapa?", dari berbagai macam hasil wawancara saya baik kepada teman ataupun kepada senior-senior yang sudah menikah, maka saya dapatkan satu benang merah yang sama dari persoalan ini yaitu, Harga diri keluarga.
Sering kali harga diri keluarga lah yang menjadi hal yang utama yang dipikirkan dan diperhatikan dalam pernikahan, bukan malah memikirkan kebahagian dan apa yang diinginkan kedua pasangan yang mau menikah, dalam hal adat, harus sewa gedung yang mewah, catering yang enak, harus undang banyak orang, harus pakaian seragam, harus foto praweding, harus ini, harus itu dan banyak harus lainya, padahal menurut saya pribadi, hal-hal tersebut tidaklah terlalu penting bagi si pasangan yang mau menikah, justru yang lebih penting adalah dukungan dan support secara psikologis bagi pasangan yang mau menikah, bukan sekedar kemewahan acara pernikahan yang sehari saja selesai sudah itu lenyap.Â
Apakah harga diri keluarga pasangan yang mau menikah hilang jika pernikahan nya dilaksanakan dengan cara yang sederhana saja?, atau apakah kemewahan acara pernikahan dan segala pernak-pernik nya itu yang membuat pasangan pernikahan bahagia?, saya kira jawabanya tidak ya, karena kalau jawabanya iya, maka saya rasa jawaban rata-rata orang yang menikah bukanlah keluhan soal biaya melainkan kenikmatan hidup sebagai pasangan.
Bagaimana menurut anda?, apakah benar acara pernikahan itu harus mewah?, apakah benar jika acara pernikahan tidak mewah akan mengurangi harga diri keluarga?, apa yang paling diperlukan seseorang yang mau menikah?, apakah uang?, atau ada hal yang lebih esensial?, bagaimana menurut anda?....
Demikian artikel ini saya tulis sebagai bentuk pendapat, terimakasih.