Mohon tunggu...
tegarsianipar
tegarsianipar Mohon Tunggu... Freelancer - "Si Vis Pacem, Para Bellum"

Buku, Saham, Musik, Bola dan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Biarkan Saja Rakyat yang Memilih Mau Pakai TV Analog atau TV Digital di Rumahnya

7 November 2022   15:40 Diperbarui: 7 November 2022   15:40 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begini sajalah kalau semua rakyat harus pakai TV Digital, yasudah datakan setiap rumah di indonesia sudah punya TV Digital atau belum atau bagaimana cara membuat alat STB dan segala macamnya itu supaya dia nonton TV digital, setelah itu ajari gimana rakyat menggunakan dan merawatnya, udah simple. 

Kalau itu belum dilakukan, ngapain harus dimatikan Channel TV analog nya, biar dulu berita nya merata kesuluh indonesia, baru dimainkan solusi ini, kalau belum ya sebaiknya jangan di stop-stop dulu. 

Ibu-ibu, nenek-nenek, kakek-kakek yang sudah biasa nonton TV pakai TV lamanya berdua, cucu nya sudah merantau semua, tiba-tiba channel TV analog nya dimatikan kan kasian dia jadi bingung, mau gimana nontob lagi. 

Kalau pun masyarakat perkotaan targetnya, hmm... saya rasa mereka juga sudah pada beralih ke youtube, kalaupun sudah pakai para bola atau berlangganan TV berbayar mereka pasti sudah nonton di HBO, Mola atau Catchplay hahaha. 

Jadi menurut saya mengenai aturan ini, yasudah biarkan sajalah masyarakat memilih mau pakai TV analo atau digital.

Kalau memang harus digital semua masyarakat indonesia ini, kasih dulu barangnya sediakan semua, barulah ciptakan suplay dan demain nya mengenai alat-alat yang diperlukan. 

Jadi biarkan aja rakyat yang memilih, menurut saya sih gitu. Toh juga kalau keluarga yang merasa terganggu dengan siaran yang kresek-kresek dan malas harus menggoyang-goyang antena nya tanpa disuruh beralih juga dia akan pasang TV berbayar dengan sendirinya. 

Percayalah rakyat indonesia akan menolak aturan apapun dan tidak akan setuju kalau aturan tersebut membuat ribet, harus beli ini-itu lagi, harus membayar dan harus mengeluarkan uang dari kantong nya. 

Kecuali gratis, baru mau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun