Ketika kami mendapatkan PR yang dikerjakan secara berkelompok, saya merasa senang. Bisa belajar sambil bermain bersama teman-teman, kami juga didorong untuk berdiskusi dalam menyelesaikan PR kami, akibatnya terbentuklah aliran pikiran, aliran ide, gagasan dari berbagai macam sudut pandang ataupun isi kepala.Â
Apalagi tema belajar nya dibuat seperti kelompok diskusi lalu nanti hasil nya diperdebatkan antar kelompok, ini sangat asik dan menggairahkan niat belajar kami semua, niat baca, mencari tahu, problem solving. Misalnya dibuatlah suatu topik atau contoh kasus tentang suatu mata pelajaran, mata pelajaran apapun itu. Kemudian siswa dibagi kedalam tiga kelompok misalnya, kelompok A,B, dan C, nah nantinya kelompok-kelompok ini dimintai tanggapan nya dan diadu gagasanya nya dengan kelompok yang lainya, sehingga terbentuklah adu ide, adu konsep, adu gagasan dalam suatu persoalan.Â
Saya yakin jika ini diterapkan dengan baik, ini akan mampu mendongkrak tingkat pendidikan, budaya malas ke sekolah, budaya takut ke sekolah, budaya anak merasa tidak senang berada di sekolah akan lenyap.Â
Begitu juga dengan metode pengajaran dan pembelajaran yang memberikan soal quiz ke siswa, saya dulu sangat senang apabila diberikan soal quiz oleh guru yang metode pengajaran nya senang memberikan soal, kami diberikan soal kemudian siapa yang diluan menjawab dan benar akan mendapatkan poin atas jawabanya.Â
Menurut saya metode soal quiz semacam itu akan menambah rasa kompetisi siswa, merangsang otak untuk berpikir dan mencari jawaban, merangsang otak berpikir untuk mengingat tentang pelajaran nya yang lalu, karena tentu saja soal yang diberikan adalah tentang pelajaran yang sudah dipelajari. Saya pernah baca dan lakukan ini adalah teknik "Re call" Dalam metode dunia pengajaran, yang artinya memanggil ulang ingatan kita tentang tema yang dipelajari dan dipersoalkan, tentu saja ini bagus terhadap menjaga ketahanan memori siswa.
Hahhh (menghembuskan nafas), banyak sekali ide menarik yang saya rasa mau saya ungkapkan dan luapkan terkait dunia pendidikan dan teknik pengajaran yang lebih menyenangkan dan jauh dari situasi membosankan yang membuat siswa malas ke sekolah, namun saya bukanlah tenaga pengajar atau guru, saya hanya orang yang ingin menyumbangkan sedikit ide lewat artikel ini.Â
Jadi menurut saya langkat dari pemkot surabaya ini, merupakan suatu langkah jenius dan gebrakan yang berani terkait keputusan daerah tentang pendidikan wilayah mereka, semoga bisa dicontoh dan diikuti oleh walikota-walikota lainya di indonesia.Â
Demikian sedikit pendapat saya tentang PR untuk siswa sekolah, semoga bisa bermanfaat dan berguna untuk perkembangan dunia pendidikan, terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H