Aku sedang di pantai
Duduk, menikmati secangkir kopi dingin
Menikmati deru ombak menghantam batu
Menghirup udara segar, yang dihembus sistematika alam
Aku ingin berenang ke ujung pantai itu
Dimana semua sudah terlihat jauh dan kecil
Aku ingin berenang menyebrang kesana dan tak ingin dilarang
Aku mau menerobos batas ketakutan, kenyamanan, keamanan
Biarkanlah aku pergi, biarkan aku mengarungi
Toh juga sesuatu yang tak nampak, kecil karna jauh dipandang belum tentu tidak baik
Hal yang jauh, tidak kelihatan mengandung misteri
Kenapa aku harus dilarang?
Jika mati juga itu tanggung jawabku
Hidup juga deritaku
Aku ingin menyebrang, melawan arus
Tak usah kau suruh* aku balik, pulang...
Aku ingin sekali menjawab ketakutan
Membiarkan diriku didalam imaji bahaya
Jangan larang aku, jangan panggil aku, jangan berharap aku pulang
Kalaupun aku pulang biarlah ombak yang membawaku, bukan kalimat penuh ketakutan mu.
Yang melawan arus selalu dianggap aneh, bodoh dan sebagainya
Padahal hidup yang itu-itu saja sangat membosankan
Kenapa harus penuh ketakutan?
Tak tahu juga mereka, dalam atau dangkal, bahaya atau aman, selamat atau tidak
Mereka hanya penuh ketakutan, penuh kalimat yang isi nya hanya terkaan akan ketidaktahuan
Tanpa mau mencaritahu terlebih dahulu.
.................
Ditulis di Pantai Anggar Sibolga.
2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H