Mohon tunggu...
Tegar Rifqiaulian
Tegar Rifqiaulian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta. Suka menulis artikel berkaitan dengan Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Tata Bahasa sebagai Gerbang dalam Belajar Bahasa Jepang

29 Maret 2023   15:10 Diperbarui: 30 Maret 2023   15:04 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi huruf Jepang (pixabay.com/1443435)

Menurut saya, tata bahasa merupakan "gerbang" ketika mempelajari bahasa Jepang. Mengapa disebut gerbang? Hal ini karena tata bahasa merupakan dasar untuk keterampilan lainnya seperti membaca, mendengarkan, dan berkomunikasi. Belajar tata bahasa Jepang berarti belajar bagaimana cara mengucapkan sesuatu dalam bahasa Jepang. Terlebih lagi, tata bahasa Jepang yang digunakan dapat mempengaruhi maksud dan kesopanan dari perkataan seseorang. Dengan demikian, belajar tata bahasa menjadi penting. 

Dalam tahapan awal, biasanya diajarkan mengenai tata bahasa dasar, misalnya perkenalan dalam bahasa Jepang. Dalam perkenalan dengan bahasa Jepang, biasanya diawali dengan "hajimemashite" yang dapat berarti perkenalkan. Kemudian diikuti dengan "(nama) desu" atau "watashi wa (nama) desu" (saya (nama)).

Setelah itu, adakah yang ingin disampaikan? Jika ingin menyebutkan daerah atau negara asal, maka dapat menggunakan "(daerah/negara) kara kimashita" (saya datang dari (daerah/negara)). Misalnya, "Indoneshia kara kimashita" (saya datang dari Indonesia). Selain itu, dapat pula meyebutkan pekerjaan dalam perkenalan. Jika ingin mengatakannya maka dapat menggunakan "(pekerjaan) desu" (saya (pekerjaan)). Misalnya, "Gakusei desu." (saya seorang pelajar).

Biasanya perkenalan dalam bahasa Jepang ditutup dengan "douzo yoroshiku", "yoroshiku onegaishimasu", dan semacamnya yang dapat berarti "mohon bantuannya", "mohon kerjasamanya", dan sebagainya. Ketika mengatakannya, biasanya orang Jepang akan membungkukkan badan. Budaya membungkukkan badan disebut dengan "ojigi" dalam bahasa Jepang.

Dalam sapaan, seseorang dapat mengucapkan "Ohayou gozaimasu" (selamat pagi), "Konnichiwa" (halo/selamat siang), "Konbanwa" (selamat malam), dan sebagainya. Misalnya, "Sensei, konnichiwa." (halo, bapak/ibu guru). Bagaimana? cukup mudah, bukan? Kamu dapat mempraktekkannya kepada temanmu yang tertarik dengan Jepang maupun melalui sosial media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun