Mohon tunggu...
Tegar Prasetyo
Tegar Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bermain Game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Risiko Kewajiban Perusahaan, Mengelola Liabilitas untuk Stabilitas Keuangan

26 September 2024   16:37 Diperbarui: 26 September 2024   16:39 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kewajiban atau liabilitas merupakan bagian penting dari neraca perusahaan, yang mencerminkan kewajiban finansial kepada pihak ketiga. Pengelolaan yang baik terhadap kewajiban akan berdampak langsung pada stabilitas keuangan dan kredibilitas perusahaan. Berikut adalah beberapa risiko yang muncul dari berbagai jenis kewajiban:

A. Risiko Kewajiban Lancar

Liabilitas lancar adalah kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu pendek, biasanya kurang dari satu tahun. Risiko utama dari kewajiban ini adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi tenggat waktu pembayaran. Ketika perusahaan gagal membayar kewajiban lancarnya, hal ini dapat menurunkan kredibilitas di mata kreditor dan investor, serta menimbulkan kesulitan likuiditas. Sebagai contoh, XYZ Corp membeli inventaris senilai $10.000 secara kredit dan harus melunasinya dalam 30 hari. Kegagalan dalam membayar utang ini dapat berakibat pada rusaknya hubungan dengan pemasok.

B. Risiko Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang, seperti utang obligasi atau pinjaman bank, memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan kewajiban jangka pendek. Semakin lama tenggat waktu dan semakin besar jumlah pinjaman, risiko gagal bayar semakin meningkat. Selain itu, beban bunga tahunan juga menjadi tekanan finansial yang berkelanjutan. Sebagai contoh, PT ABC menerbitkan obligasi senilai 8 miliar rupiah dengan bunga 9% per tahun. Setiap enam bulan, perusahaan harus membayar bunga sebesar 360 juta rupiah. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa menjadi beban besar bagi perusahaan.

C. Risiko Kewajiban Lain-Lain

Selain kewajiban lancar dan jangka panjang, ada pula kewajiban lain yang sering kali sulit diidentifikasi dan diukur, seperti tanggungan pajak, bonus karyawan, dan kewajiban atas jaminan produk. Kurangnya transparansi dan kesulitan dalam pengukuran kewajiban ini dapat menambah risiko likuiditas bagi perusahaan.

D. Risiko Utang pada Distributor

Distributor sering kali beroperasi dengan mengambil produk dari produsen menggunakan skema kredit. Meskipun skema ini memberikan fleksibilitas dalam operasi bisnis, ada risiko keuangan yang harus diwaspadai. PT XYZ, sebuah distributor produk elektronik, menghadapi masalah likuiditas karena beberapa pengecer terlambat membayar utangnya. Akibatnya, PT XYZ kesulitan membayar produsen sesuai tenggat waktu. Jika masalah ini tidak segera diatasi, produsen yang bergantung pada pembayaran tersebut juga dapat mengalami kesulitan finansial. Untungnya, PT XYZ berhasil melakukan renegosiasi jangka waktu pembayaran untuk menghindari denda dan menjaga kelangsungan bisnis.

Kesimpulan

Pengelolaan kewajiban perusahaan, baik itu kewajiban lancar, jangka panjang, maupun kewajiban lain-lain, memerlukan perhatian khusus untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan. Perusahaan harus cermat dalam mengelola likuiditas, mengidentifikasi risiko, dan menjaga hubungan baik dengan para kreditor, produsen, serta pengecer. Dengan strategi yang tepat, risiko kewajiban dapat diminimalkan sehingga perusahaan tetap kompetitif dan kredibel di pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun