Seekor anjing rumah yang dipelihara oleh satu keluarga, setiap hari selalu diberi makanan tambahan berupa suplemen minyak ikan oleh tuannya. Tetapi setiap kali memberikannya tuannya selalu memegang mulut dan kaki anjing tersebut. Kemudian mulut anjing dibuka paksa, lalu memasukkan minyak ikan kedalam mulut anjing tadi. Si anjing selalu berontak, karena sebenarnya dia tidak mau dipaksa seperti itu. Dia merasa tidak mendapat kebebasan atau kemerdekaan bahkan pada saat dia makan. Namun berontak yang dilakukan anjing tersebut tidak pernah digubris oleh tuannya, karena menurut tuannya suplemen tersebut harus masuk keperut anjing dengan harapan agar anjing menjadi lebih sehat.
Suatu hari anjing tidak tahan lagi dengan tekanan-tekanan yangt dilakukan oleh tuannya, akhirnya dengan sekuat tenaga dia berontak sampai akhirnya minyak ikan itu pun menjadi tumpah dan berceceran dimana-mana. Sakinng jengkelnya tuannya pergi begitu saja meninggalkan anjing yang sedang berusaha memerdekakan dirinya. Setelah tuannya pergi si anjing mulai mencium bau minyak ikan yang berceceran tersebut, lalu menjilatnya dan setelah dirasakan anjing begitu senang karena rasanya sangat enak. Akhirnya semua ceceran minyak ikanpun habis dijilatinya sampai lantai benar-benar bersih.
Setelah sang tuan kembali, heran melihat ceceran minyak ikan sudah bersih, karena anjingnya masih tidur-tiduran disekitar tumpahan minyak ikan sang tuan sadar bahwa yaang membersihkan ceceran tersebut adalah anjingnya. Sang Tuan tersadar bahwa cara yang dilakukannya selama ini salah. Berontak yang dilakukan anjingnya selama ini adalah sebuah protes karena dia ingin bebas dan merdeka dalam melakukan sesuatu termasuk saat dia makan makanan tambahan berupa suplemen minyak ikan.
Beberapa lama sang tuan merenung, ternyata begitu penting kebebasan dan kemerdekaan bagi kehidupan . Anjing saja berontak apalagi manusia pikirnya. Sejak saat itu sang tuan tidak lagi bersikap otoriter dirumah terhadap anak, istri dan pembantunya, dikantor tidak lagi sewenang-wenang terhadap pegawainya, dijalan tidak lagi mentang-mentang tehadap pengguna jalan lainnya.
Ternyata sang tuan belajar makna kemerdekaan dari seekor anjing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H