Mohon tunggu...
Riuh Siboro
Riuh Siboro Mohon Tunggu... Guru - Guru

seorang guru,gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Helaan Nafas Terakhir Ibu

22 Desember 2011   06:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:54 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah menjadi seorang ibu, barulah terasa bagaimana besar pengorbanan ibu  untuk anak-anak. Bukan karena keterpaksaan tapi memang itulah  seharusnya yang dilakukan seorang ibu. Ketulusan dan keikhlasan meluruhkan semua rasa kasih sayang dan tenaga kepada anak-anak. Tidak mengenal waktu dan situasi, rasa cinta tidak pernah berubah sedikitpun. Apapun yang telah dilakukan anak-anak rasa cinta tidak pernah lekang dari hati.

Hari ini bertepatan dengan memperingati " Hari Ibu" teringat kembali semua pengorbanan ibu untuk kami anak-anaknya. Mengenang kembali kondisi kesehatan ibu sebelum baliau menghela nafas terakhirnya, sungguh satu pengorbanan yang tidak dapat dibayar dengan apapun. Dalam kondisi yang sudah sakit, ibu tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang  ibu. Selain mengurusi rumah tangga ibu juga berperan sebagai pencari uang dalam keluarga, karena memang harus, mengingat bapak hanya seorang guru SD dengan jumlah anak yang cukup banyak jika dibandingkan dengan keluarga saat ini. Menghidupi tujuh orang anak bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi semua menginginkan sekolah. Akhirnya mau tidak mau ibu pun turun tangan sebagai patner bapak untuk mencari uang.

Hari itu, dalam kondisi kesehatan ibu yang semakin memburuk, ibu tetap pergi ke ladang untuk bekerja, padahal sudah tau kalau beliau dalam keadaan sakit serius. Bila diingatkan jawabnya selalu tidak masalah. Sampai kondisinya saat itu betul-betul mengkhawatirkan.

Dalam keadaan lemah, ibu terpaksa dipapah dari ladang, kemudian dilarikan ke rumah sakit yang jaraknya cukup jauh. Ditambah lagi belum ada alat transportasi yang bisa diandalkan saat itu. Jadilah pertolongan untuk membantu ibu tidak maksimal dan apa yang kami khawatirkan benar-benar terjadi. Ibupun berpulang setelah dirawat beberapa saat dalam usia yang masih relatif muda.

Ibu... kami tidak dapat membalas semua pengorbananmu, tapi kami berterimakasih atas semua yang telah ibu lakukan untuk kami anak-anakmu. Semoga engkau berbahagia di surga. Doa kami menyertaimu.

Selamat Hari Ibu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun