Mohon tunggu...
Tegar Darmawan
Tegar Darmawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hai Saya Muhamad Tegar Darmawan, saya cinta buku buku pemikir tokoh nasional, biografi tokoh nasional, sastra. Dan saat ini saya tengah belajar di mesir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air dan minyak yang tidak bersatu meski satu zat

24 Desember 2024   00:44 Diperbarui: 24 Desember 2024   01:29 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Akal dan hati tengah berkeliling dunia untuk mengenal dunia lebih jauh, mereka masing masing memiliki pandangannya sebagai kesimpulannya terhadap dunia,

"Saya sangat terharu akan keindahan alam ini, air mataku tak pernah berbohong menyatakan pengakuan akan keindahannya" kata hati,

Sang akal hanya terdiam merenung  sesaat dan berkata "bagaimana bisa keindahan ini lahir tanpa keteraturan? Dan bagaimana bisa keteraturan terjadi dengan sendirinya, tiap hukum fisika adalah bentuk nyata hukum alam yang dibuat tuhan, bagaimana bisa serapih itu?"

Lalu mereka melanjutkan perjalanan ke negeri yang rajanya zholim, mereka berdua tertangkap dan tersiksa tanpa pengadilan apapun,

Sang hati dan akal terkurung dalam jeruji yang sama, "betapa nestapanya hati ini, betapa brengseknya dunia ini ,diriku terkurung dalam ruang yang sempit ini"kata hati.

Sang Akal tampak tidak bergeming dan dia masih menampakkan kebahagiaannya sang hati pun bertanya maka sang akal berkata "Takdir ini rapih dalam konsep efek dominonya, kalau lah Tuhan mau aku tidak akan memasuki negara ini, saya menerima takdir dalam rido dan cintaku karena aku dalam dekapan cintanya dan dia tak mungkin menakdirkan sesuatu tanpa maksud apapun, maka aku akan tetap menari meski dalam neraka karena aku bermandikan ridho dan cintanya"

"Bagaimana kau bisa yakin?" Kata hati

"Saya sulit mengatakan bahwa rapihnya kejadian dalam balutan konsep domino terjadi tanpa pengatur karena keteraturan nya, maka saya katakan takdir dan pengaturnya itu ada"kata akal

"Saya tetap tidak percaya, biar aku berada dalam neraka ini dalam kesedihanku, terjebak  dalam perasaan yang semu ini"kata hati.

Sang pemilik akal dan hati berkata "seandainya kalian berkolaborasi akan menjadi pasangan yang sempurna dalam memahami ku, hati ialah navigasi atas keberadaanku dan akal bagaimana engkau membaca dunia ini lebih bijaksana"UU

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun