Saya memiliki satu pemikiran, bahwa "gambaran mengenai masa depan yang di dasari khayalan hanyalah ilusi yang tidak pernah terjadi", sebelum saya berangkat ke mesir, saya merasa khawatir dengan kehidupan sana, negeri orang yang bahasanya pum tidak saya mengerti, ya saya takut dan rasa takut ini hampir membatalkan langkahku untuk ke mesir. ditambah, disana tidak ada kerabatku sama sekali ataupun kenalan.
Saat ku menginjakkan kaki di bandara mesir pertama kali, saya mencari informasi mengenai komplek yang diisi orang orang indonesia lalu aku mencari taxi dengan bahasa inggrisku saya menjelaskan tujuanku dan supir taxi tampaknya mengerti ucapanku. Kami sedikit berbincang bincang dengan supir taxi tersebut dan dia mengatakan "orang indonesia adalah orang yang paling ramah kepada kami, anda tau, setiap ada perpulangan pelajar mereka mengiring kepulangan sahabatnya bersama sama dengan banyaknya". Saya hanya mengangguk angguk saja mendengarnya.
Turunlah saya di mesjid azhar, saya berkeliling daerah el-darrasah sembari menenteng koper juga menggendong tas besar, aku mencari orang indo sembari bertanya "saya sedang mencari tempat tinggal kosong" kataku. Namun naas, hingga sore belum kudapati tempat tinggal kosong, rasa lelah karena abis perjalanan dari pesawat juga perbekalan yang menipis membuatku hampir panik. Namun saya buang jauh jauh kepanikanku dan berkata dalam diriku "ini akan menjadi kisah yang menarik yang akan kuceritakan pada semuanya kelak".
Saat ku duduk di toko jus, seseorang berwajah indonesia mendekatiku "anda mencari tempat tinggal?" Bak bertemu mesias aku dengan senang hati menerimanya karena rasa lelahku tak tertahankan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
