Mohon tunggu...
Tegar Aditya Fadillah Syahid
Tegar Aditya Fadillah Syahid Mohon Tunggu... -

aku hanya dandelion ditepian setapak sepi yang tangguh dari kelemahan yang kuat dari kesedihan :') \r\n9 agustus 1993

Selanjutnya

Tutup

Catatan

“Ramadhan dan Interaksi Sosial” dan tersenyumlah

24 Juli 2012   19:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:40 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interaksi sosial merupakan hal yang sudah seperti nyawa bagi masyarakat yang ibarat raganya. Bisa juga dikatakan sudah digariskan oleh DIA karena hakikatnya pun manusia merupakan makhluk sosial yang artinya ia hidup tidak bisa bersifat "singular" tapi "plural" bahasa mapel bahasa inggris saya saat di SD dulu yang bermakna tidak bisa tunggal tapi harus lebih dari satu juga berlaku seperti sifat dalam terjadinya perputaran modal dalam hukum ekonomi yang mengharuskan adanya penjual dan pembeli baru bisa terjadi peredaran modal :D namun disini dalam interaksi sosial itu ibarat juga seperti dalam kegiatan musyawarah ada yang pro dan kontra.

Beberapa memiliki ego berkobar beberapa memiliki idealisme yang tinggi sehingga memunculkan suatu permasalahan dan akhirnya ada yang terluka hatinya yang kemudian membuahkan aksi "jotakkan" bahasa jawa yang sering waktu masa kecil saya digunakan jika ada dua belah pihak yang tadinya berinteraksi lalu ada kesalahpahaman atau permasalahan lalu diam-diaman dalam beberapa hari atau rentan waktu yang bahkan lama seolah tidak saling mengenal. Nah, disini saya ingin menjelaskan betapa kekuatan ajaib dari sebuah senyuman adalah AMAZING kalau bahasanya tukul :D dan apalagi disaat Ramadhan tibalah efektifitasnya tidak diragukan lagi dalam mengembalikan interaksi sosial yang sempat "jotakkan"tadi :).

Mungkin itulah letak rahmat dari bulan seribu malaikat itu karena tidak dipungkiri Ramadhan bisa membawa ketentraman,kenyamanan,kedamaian disetiap hati setiap insan masih sempat bertemu dengannya. Tersenyum memang anjuran Rasul kita sejak zaman dulu sebagai ibadah yang paling mudah lagi ringan namun pahalanya tidak diragukan tapi tanpa disadari tersenyum juga bisa menjadi penyirna kebencian,pemusnah amarah,memunculkan efek memaafkan, serta penyatu insan untuk bisa berinteraksi sosial baik kembali. Maka mulailah amalkan tersenyum dalam interaksi kita agar hidup yang "take and gift" ini bisa seindah langit dan awan meski tidak pernah saling menyeh bahkan memeluk mereka selalu saling menjaga saling mengayomi :) sekian dulu sekiranya Ngeblog sahur ala saya ini semoga bisa bermanfaat bagi Kompasianers maaf bila masih sangat kurang dan banyak kesalah dalam goresan saya ini karena memang saya masih amatiran dan baru belajar untuk jadi seorang Writer :) by the way HAPPY SAHUR ALL semoga sahur kita selalu memberikan keberkahan amin ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun