Oleh: Rade Ludji
Beberapa bulan terakhir terjadi kenaikan harga barang khususnya Sembilan Bahan Pokok di Kota Kupang. Hal ini terjadi karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak, berbeda dengan harga buah-buahan yang ada di Kota Kupang. Penjual buah menggunakan cara yang unik untuk tetap menarik minat pelanggan, bukan menaikan harga tetapi menurunkan berat buah dalam setiap paketnya.
Vian, salah seorang penjual buah mengatakan bahwa dari tahun ke tahun harga buah tidak pernah berubah bahkan dia mengatakan tidak akan mengubah harga tetapi menggunakan cara unik yang jarang digunakan oleh pedagang lainnya, yaitu dengan menurunkan berat buah dalam setiap paket.
Sebelum kenaikan harga BBM, 5 ons buah apel harga Rp. 10.000,- sedangkan setelah kenaikan harga BBM, 4 ons apel harga Rp. 10.000,-, begitupun juga dengan buah-buahan lainnya.
Strategi tersebut membuat para konsumen tidak menyadari akan kenaikan harga atau penurunan berat dalam setiap paketnya sehingga tidak mengurangi minat konsumen untuk membeli buah. Juven, salah seorang penjual buah lainnya di Kota Kupang mengatakan hal yang sama. Keunikan strategi tersebut membuat penghasilan mereka tidak mengalami penurunan tetapi mengalami peningkatan. Jika pengunjung ramai maka pendapatan mereka berkisar Rp.600.000,- sampai Rp. 1000.000,- dan jika pengunjung kurang ramai pendapatan berkisar Rp 500.000,- sampai Rp. 600.000,-. Jadi kenaikan harga BBM tidak mempengaruhi pendapatan penjual buah di Kota Kupang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H