Oleh: Medes Lakapu
Setiap kota pasti mempunyai keunikan kulinernya masing-masing. Kita tentu mengenal Pempek Palembang, Nasi Liwet Solo, Soto Makasar yang menjadi kekhasan kota-kota tersebut.
Jika anda berkunjung ke Kota Kupang yang terkenal sebagai “Kota Karang”, pasti anda bertanya tentang kuliner apa saja yang terdapat di sana kan? Dalam kesempatan ini saya akan berbagi tentang jenis kuliner yang terdapat di Kota Kupang dan beberapa masalah yang sering dialami oleh para pengusaha kuliner Kota Kupang.
Salah satu makanan khas Kota Kupang adalah Se'i atau daging asap khas Timor yang sudah terkenal sejak zaman Belanda. Daging yang diproses dengan kayu bakar kusambi ini memiliki rasa asap yang khas dan sering menjadi buah tangan primadona. Daging Se'i dapat dibeli dalam bentuk segar di pasar maupun beku di pasar swalayan. Dimana ada Se'i pasti ada sambal lu´at yang terbuat dari cabai, jeruk nipis, dan daun kemangi.
Ikan bakar seakan- akan telah melekat sebagai kuliner khas Kota Kupang. Kita dapat menjumpainya hampir di setiap sudut kota. Sangat pas dinikmati sambil memandang panorama pantai Kupang yang mempesona.
Kuliner khas Kupang yang lainnya adalah Jagung Bose. Jagung Bose adalah bubur jagung dengan campuran santan yang diolah dari buah kelapa yang diparut secara manual (tidak menggunakan santan yang dijual di toko/instan). Waktu yang diperlukan untuk membuat Jagung Bose cukup lama, namun sangat sederhana proses prengerjaannya. Bahan-bahannya sangat mudah diperoleh di pasar-pasar tradisional Kota Kupang.Jagung bose biasanya disantap dengan daging se´i dan sayur bunga pepaya.
Dari ketiga jenis makanan khas Kota Kupang yang telah saya sebutkan diatas, umumnya para pengusaha kuliner mengolahnya dengan menggunakan alat–alat tradisional yang tidak memungkinkan terjadinya produksi secara besar-besaran. Hal ini membuat ruang lingkup pemasaran terbatas hanya di daerah Kota Kupang, dan berdampak pada rendahnya pendapatan yang diterima oleh mereka. Hal lain yang kurang diperhatikan oleh para pengusaha kuliner Kota kupang adalah terbatasnya inovasi, baik dalam hal produksi dan pemasaran. Biasanya kuliner yang dihasilkan tidak dapat bertahan lama, pengemasan yang ala kadarnya dan pasar yang terbatas. Hal ini bermuara pada rendahnya harga jual kepada konsumen.
Para pengusaha kuliner Kota kupang seharusnya lebih berinovasi dalam hal produksi dan pemasaran seperti penambahan jumlah produksi, perluasan area pemasaran, pengemasan yang lebih menarik, melakukan promosi, dan desain tempat usaha yang lebih tertata. Strategi lain yang dapat dilakukan adalah dengan belajar dari kesuksesan para pengusaha kuliner lain di Indonesia yang produknya telah mendunia seperti Masakan Padang dan Sate Bali. Dengan demikian diharapkan Kuliner khas Kota Kupang dapat dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia.
Saya percaya bahwa jika terus dikelola dengan inovasi-inovasi kreatif, maka usaha kuliner Kota Kupang akan terus berkembang dan lebih menguntungkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H