Mohon tunggu...
Tefila Menulis
Tefila Menulis Mohon Tunggu... -

Komunitas penulis dari Yayasan Tefila - Kupang NTT Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahaya Minuman Keras Bagi Masyarakat Kota Kupang

27 Mei 2014   02:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:05 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Aply Sabakodi

Pada zaman nenek moyang, minuman keras dipercayai sebagai media untuk membangun keakraban  keluarga, menjalin persahabatan, menghangatkan  tubuh, dan mendapatkan energi setelah lelah bekerja di sawah atau di kebun. Tentu saja dengan takaran sewajarnya. Kebiasaan yang lebih sering dilakukan oleh para pria ini dapat ditemui dalam setiap akhir acara keluarga atau sekedar duduk bertukar pikiran dengan para sahabat.

Seiring perubahan jaman, minuman keras yang dulunya menjadi pemersatu, kini berubah menjadi sumber pertikaian. Pola pikir generasi saat ini yang lebih menyukai hura-hura membuat mereka menikmati minuman keras secara berlebihan sehingga menimbulkan kemabukan yang berujung pada tindak kriminal. Perkelahian antar geng atau suku dan pemalakan yang sering di beberapa tempat disebabkan oleh minuman keras.

Kebiasaan ini tidak saja ditemukan dalam sebuah pesta yang diadakan oleh sebuah keluarga. Tetapi jika kita telusuri pemandangan malam kota ini, kita akan menemukan ada sekelompok anak muda di beberapa gang atau depan pertokoan yang duduk melingkar sambil menikmati minuman keras. Bahkan sering terjadi di kos-kosan anak mahasiswa. Hal ini sudah menjadi pemandangan lumrah di kota ini.

Perkelahian yang disebabkan oleh minuman keras tidak bisa dibiarkan terus terjadi karena sangat merisaukan masyarakat. Lebih lagi, hal ini sangat berdampak buruk bagi masa depan anak muda di kota ini, baik dari sisi kesehatan maupun kehidupan bersosial. Dari sisi kesehatan, minuman keras yang dikonsumsi secara berlebih dapat merusak organ tubuh terutama hati. Sedangkan dari sisi kehidupan sosial, mereka tidak bebas bergaul karena adanya permusuhan antar geng atau suku.

Oleh karena itu, sosialisasi tentang bahaya minuman keras harus dilakukan secara berkelanjutan oleh pemerintah dan aparat keamanan. Selain itu, tokoh masyarakat dan tokoh agama juga harus turut mengambil bagian dalam memerangi minuman keras ini. Juga setiap keluarga, diharapkan lebih berperan dalam memberikan pembinaan khusus karena setiap anggota keluarga lebih sering bertemu dan sudah saling kenal.

Setiap komponen harus berperan aktif dalam mengupayakan dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Keterlibatan dari setiap komponen akan berdampak bagi perubahan pola pikir tentang bahaya minuman keras sehingga masyarakat dapat menikmati kehidupan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun