Mohon tunggu...
TEDxUniversitasNegeriMalang
TEDxUniversitasNegeriMalang Mohon Tunggu... Lainnya - Non-profit Organization

TEDxUniversitasNegeriMalang merupakan organisai nonprofit yang bertujuan menyebarkan ide dengan semangat Ideas Worth Spreading.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendiskusikan Pendidikan Melalui Film "3 Idiots"

2 Maret 2023   19:26 Diperbarui: 2 Maret 2023   19:32 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah sebuah proses panjang untuk mengembangkan kemampuan dan kapasitas suatu individu dalam menghadapi realita kehidupannya. Tujuan akan pendidikan yang membebaskan dan tidak memaksakan untuk mengembangkan kemampuan personal juga merupakan cita-cita Paulo Freire tentang pendidikan. Menurut Freire, pendidikan adalah sebuah usaha yang harus berorientasikan kepada anggapan bahwa manusia adalah individu yang merdeka dan sebagai penguasa atas hidupnya sendiri. Namun, banyak kejadian yang berkebalikan dengan esensi sesungguhnya hingga menimbulkan banyak kritik bermunculan. Kritik ini disampaikan baik secara eksplisit seperti pada forum terbuka hingga secara implisit seperti dijadikan sebuah film yang dikemas komedi namun sarat akan kritik terhadap dunia pendidikan. 

Salah satu film yang menggambarkan kondisi pendidikan sekarang adalah 3 (three) Idiots. Film Bollywood ini disutradarai oleh Rajkumar Hirani ini bercerita tentang tiga orang remaja yang sedang menjalani pendidikannya di suatu institut yang sistem penerapan pendidikannya jauh dari kata merdeka dan bebas. Film ini mengupas kritik mengenai sistem pendidikan yang disuguhkan melalui cerita remaja bernada kritis namun dibungkus dengan unsur komedi. Sehingga seperti menggambarkan  praktek nyata di dunia pendidikan yang sedang kita alami sekarang. 

Berikut adalah kritik membangun yang terkandung dalam film 3 Idiots: 

1. Sistem pendidikan yang berfokus pada kompetisi antar mahasiswa

Saat memulai masa awal perkuliahan, rektor dari institut dari tiga orang remaja tersebut mengatakan "Hidup adalah sebuah perlombaan, jika Anda lambat, maka Anda akan terinjak-injak" dengan kata lain, jika seorang mahasiswa tidak mampu bersaing dengan teman yang lainnya maka ia akan kalah dan tersingkir. Namun, dengan sistem pendidikan yang seperti ini, akan membuat mahasiswa hanya berfokus bagaimana ia harus mendapat nilai baik dan mengalahkan mahasiswa yang lain. Mereka tidak lagi menikmati proses belajar dan momentum untuk menggali informasi dari apa yang dipelajarinya. Hal ini jika kita kaitkan dengan kondisi sekarang, dengan banyak mahasiswa yang bunuh diri karena tidak mendapatkan nilai yang diharapkan dan gagal, harus dikritisi dan diubah dalam sistem pendidikan di masa yang akan datang. 

2. Sekolah yang penuh dengan hukuman

Dengan sistem sekolah yang layaknya penjara akan mematikan kreativitas dan inovasi peserta didiknya. Mereka hanya akan tumbuh menjadi seorang penghafal dan minim rasa penasaran dalam dirinya. Padahal, sekolah harus menjadi jembatan untuk mendengarkan, memperlihatkan dan mengenalkan ilmu dan realita baru untuk muridnya. 

3. Sistem pendidikan yang penuh senioritas

Secara tidak sadar tradisi perundungan dari senior kepada mahasiswa baru dinilai sudah dilegitimasi menggunakan alasan untuk melatih kedisiplinan dengan cara yang keras, kasar dan tidak bermoral seolah-olah hal itu bukan lagi sebuah tindak kekerasan dan merupakan hal yang wajar. Padahal seharusnya, pendidikan harus bebas dari perundungan dan tindakan semena-mena, pendidikan harusnya mengalokasi rasa penasaran peserta didik akan suatu ilmu pengetahuan. 

Makna yang dapat diambil dari film ini salah satunya adalah penegasan ulang kepada tujuan utama pendidikan yang seharusnya mampu memandang manusia sebagai makhluk yang bebas dan tidak terbatas oleh suatu ruang dan waktu. Kritik dan pesan yang ingin disampaikan dalam film ini sangat relevan dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini yang haus akan sistem yang merdeka dan berpihak pada peserta didik. Selamat menonton! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun