Budidaya tanaman kakao jenis Criollo dan Trinitario bukanlah tanpa kendala. Banyak dari petani di Desa Nglanggeran yang mengeluhkan tentang hama dan penyakit yang sering kali menghantui tanaman kakao mereka. Penyakit yang sering muncul adalah VSD dan hama yang sering menyerang adalah Helopeltis spp. dan PBK (Penggerek Buah Kakao). Kurangnya pemangkasan dan sanitasi lahan dapat memperparah penyerangan hama dan penyakit yang sering menyerang petani di Nglanggeran ini. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, para petani pada saat tertentu terlalu sibuk dengan komoditas lain yang ditanamnya sehingga mengurangi intensitas perawatan pada tanaman kakao mereka. Pada saat itulah hama dan penyakit mulai menyerang dan masuk pada buah kakao yang telah tumbuh. Pemanenan yang tidak rutin dan pembuangan buah yang busuk akibat lalat buah di sekitar area perkebunan tanpa dibasmi menjadi salah satu faktor banyaknya buah yang gagal panen akibat serangan lalat buah yang merajalela. Para petani kakao di Nglanggeran umumnya membasmi hama dan penyakit dengan memotong bagian yang terserang lalu dikumpulkan dan dibiarkan di antara tanaman kakao.
Tanaman kakao petani di Nglanggeran rata-rata berumur lebih dari 30 tahun, namun semua petani telah melakukan sambung samping ataupun sambung pucuk sebagai bentuk peremajaan yang dilakukan untuk menjaga produktivitas tanaman kakaonya. Pemberian pupuk setahun 2 kali sebanyak 100 gram untuk pupuk NPK per tanaman pada sekali pemupukan. Pemupukan petani di Desa Nglanggeran dilakukan sebelum memasuki musim penghujan dan setelah musim penghujan. Pemupukan yang teratur dan mampu memenuhi kebutuhan tanaman dapat meminimalisir terjadinya layu pentil pada proses pembuahan. Tercukupinya kebutuhan tanaman diharapkan mampu menghasilkan biji yang berkualitas dimana akan berpengaruh pada proses pascapanen berlangsung hingga diolah menjadi cokelat.
Kesimpulannya para petani komoditas kakao di Desa Nglanggeran perlu memperhatikan pemangkasan, pemupukan dan sanitasi lahan guna mempertahankan produktivitas dan kelangsungan masa panen. Perlu adanya sosialisasi mengenai hama dan penyakit sehingga penanganan akan lebih tepat dan akurat tanpa menimbulkan efek yang berlebihan bagi tanaman. Sosialisai dan pengadaan bibit unggul juga merupakan suatu cara mendongkrak produksi kakao kering karena para petani belum mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap varietas yang beredar. Sekian yang bisa saya ceritakan dari pengalaman saya bersama para petani kakao di Desa Nglanggeran kiranya terdapat salah kata atau ada yang kurang berkenan saya mohon maaf, terimakasih telah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H