Mohon tunggu...
Filifus Arwin
Filifus Arwin Mohon Tunggu... Lainnya - selamat membaca

perbanyak literasi, jangan mudah percaya pada berita yang belum dapat dipastikan kebenarannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penjemuran 1 Hari, Jagung Siap Dijual

19 November 2020   00:01 Diperbarui: 19 November 2020   00:23 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa perlu adanya proses pengeringan jagung karena pengeringan jagung merupakan salah satu cara untuk menambah nilai jual apabila kadar air yang terdapat pada biji jagung sesuai standar yang diinginkan di pasaran yakni 13-14%. Pada kadar air tersebut, biji-bijian telah cukup siap untuk pengolahan Iebih lanjut (penggilingan) ataupun untuk penyimpanan. Untuk mendapatkan standar tersebut, jagung harus melewati proses pengeringan. 

Teknik pengeringan saat ini sudah banyak dilakukan, dari yang metode alami dan sederhana dengan pengeringan langsung dibawah sinar matahari sampai dengan yang menggunakan peralatan yang canggih dan memerlukan keahlian tertentu. Untuk pengeringan langsung di bawah sinar matahari, jagung membutuhkan waktu 3-5 hari penjemuran untuk mencapai kadar air standar jagung yang dibutuhkan. 

Pengeringan dengan waktu 3-5 hari ini tentunya membutuhkan waktu yang lama maupun tenaga yang dibutuhkan lebih banyak. Pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan airnya, agar tidak terjadi kerusakan akibat aktivitas mikroorganisme. Pentingnya pengeringan ini dikarenakan penanganan pasca panen jagung yaitu pengeringan sangat menentukan kualitas jagung untuk penggunaan selanjutnya.

Solusi yang saya berikan untuk dapat mengeringkan jagung dengan metode pengeringan buatan yang telah dikembangkan antara lain adalah alat pengering dengan metode kolektor surya yang dikembangkan oleh Evi Sunarti Antu dalam jurnalnya yang berjudul "Studi eksperimental sistem pengering biji jagung dengan metode natural convection untuk peningkatan kualitas produksi pertanian di Gorontalo".

Bagaimana cara membuatnya? Apakah sulit?Alat yang dirancang untuk sistem pengering berupa kolektor surya hybrid dengan menggunakan batu kali sebagai heat storage. Berikut ini bagan-bagian dari alat tersebut:

  • Kolektor, kolektor surya dengan ukuran 1,5m x 0,75m yang terdiri dari kaca penutup transparan dengan tebal kaca 2 mm. Plat penyerap yang dicat warna hitam. Kolektor dirancang sedemikian rupa agar sudut kolektornya dapat diubah sesuai variasi yang akan dilakukan dalam penelitian (Tabel 1).
  • Ruang pengering, ruang pengering dengan ukuran 0,75 x 0,75 m, di dalamnya terdapat 2 rak sebagai bak pengeringan yang terbuat dari kawat anyaman halus.
  • Cerobong di bagian atas ruang pengering untuk penguapan dengan ukuran diameter pipa 100 mm dan tinggi cerobong 300mm. Detail dari alat seperti pada.

Pembuatan yang dilakukan tentu saja sulit, namun dapat memberikan manfaat yang sebanding dengan pengerjaan pembuatan alat tersebut.

Elevasi kemiringan yang digunakan adalah 45o mengapa? Karena dapat memaksimalkan penyerapan panas matahari sehingga dapat menghasilkan pengurangan kadar air yang awalnya 20,7% menjadi 15% dengan lama penyinaran matahari kurang lebih 8 jam sedangkan pada cara konvensional hanya dapat menurunkan kadar air hanya 18,21% selama kurang lebih 8 jam dengan skema penurunan sebagai berikut:

dokpri
dokpri
Dari pengujian inilah dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai kadar air yang diinginkan pada pengeringan konvensional bisa memakan waktu 3 sampai 5 hari, sedangkan dengan menggunakan alat kolektor ini dalam 1 hari bisa mencapai penurunan kadar air yang diinginkan sesuai standar SNI. Hal ini akan lebih banyak menghemat waktu dan tenaga. Metode ini menurut saya sangat efektif karena tidak menggunakan bahan bakar namun dapat mendapatkan hasil yang sangat baik. Kelemahan metode ini adalah apabila cuaca mendung sepanjang hari maka estimasi waktu 1 hari pengeringan menjadi tidak tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun